Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar Festival Pusaka Nusantara pada16-18 November 2018 sebagai upaya melestarikan budaya serta pengembangan pariwisata Kayangan Api di Kecamatan Ngasem, yang masuk geopark nasional hamparan minyak bumi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan, Festival Pusaka Nusantara itu bekerja sama dengan Komunitas Senapati Nusantara dan Paguyuban Tosan Aji Lawe Wenang Bojonegoro.
"Pelaksanaan kegiatan Festival Pusaka Nusantara juga melibatkan semua organisasi perangkat daerah," katanya.
Menurut Amir, sekitar 341 koleksi benda pusaka seperti keris, pedang dan tombak akan dipamerkan.
Festival Pusaka Nusantara ini juga untuk meramaikan Hari Jadi Bojonegoro ke-341, sehingga jumlah pusaka yang dipamerkan juga sama dengan usia daerah tersebut.
"Pusaka yang dipamerkan itu asalnya dari berbagai daerah di Tanah Air, yang merupakan koleksi komunitas Senapati Nusantara," ucapnya.
Selain itu, 430 desa/kelurahan di Bojonegoro juga akan ikut pameran, dengan ketentuan masing-masing desa atau kelurahan membawa satu benda pusaka.
"Benda pusaka yang dipamerkan tidak hanya terbatas keris, tombak, dan pedang, tapi juga berbagai benda pusaka lainnya," ucapnya.
Kegiatan Festival Pusaka Nusantara yang baru pertama kalinya itu akan ditutup dengan jamasan pusaka yang mengambil lokasi di Sumur Blekutuk, di Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
"Jamasan pusaka dilakukan khususnya untuk pusaka yang dibawa desa atau kelurahan," ucapnya.
Ia menambahkan, jamasan pusaka digelar di Kayangan Api, yang masuk geopark nasional hamparan minyak bumi, karena juga sebagai usaha mendorong perkembangan wisata.
"Kami harapkan kegiatan Festival Pusaka Nusantara dan jamasan pusaka akan meningkatkan daya tarik pariwisata di Bojonegoro," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan, Festival Pusaka Nusantara itu bekerja sama dengan Komunitas Senapati Nusantara dan Paguyuban Tosan Aji Lawe Wenang Bojonegoro.
"Pelaksanaan kegiatan Festival Pusaka Nusantara juga melibatkan semua organisasi perangkat daerah," katanya.
Menurut Amir, sekitar 341 koleksi benda pusaka seperti keris, pedang dan tombak akan dipamerkan.
Festival Pusaka Nusantara ini juga untuk meramaikan Hari Jadi Bojonegoro ke-341, sehingga jumlah pusaka yang dipamerkan juga sama dengan usia daerah tersebut.
"Pusaka yang dipamerkan itu asalnya dari berbagai daerah di Tanah Air, yang merupakan koleksi komunitas Senapati Nusantara," ucapnya.
Selain itu, 430 desa/kelurahan di Bojonegoro juga akan ikut pameran, dengan ketentuan masing-masing desa atau kelurahan membawa satu benda pusaka.
"Benda pusaka yang dipamerkan tidak hanya terbatas keris, tombak, dan pedang, tapi juga berbagai benda pusaka lainnya," ucapnya.
Kegiatan Festival Pusaka Nusantara yang baru pertama kalinya itu akan ditutup dengan jamasan pusaka yang mengambil lokasi di Sumur Blekutuk, di Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
"Jamasan pusaka dilakukan khususnya untuk pusaka yang dibawa desa atau kelurahan," ucapnya.
Ia menambahkan, jamasan pusaka digelar di Kayangan Api, yang masuk geopark nasional hamparan minyak bumi, karena juga sebagai usaha mendorong perkembangan wisata.
"Kami harapkan kegiatan Festival Pusaka Nusantara dan jamasan pusaka akan meningkatkan daya tarik pariwisata di Bojonegoro," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018