Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur berharap kerja sama perdagangan antarprovinsi yang selama ini sudah berjalan semakin ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan impor dari negara lain.

"Jangan ada lagi impor selama bahan bakunya tersedia di dalam negeri. Caranya, melakukan hubungan perdagangan dengan provinsi lain," ujarnya ketika ditemui wartawan di Surabaya, Senin.

Ia mencontohkan, jika bahan baku di Jatim kurang, tapi di provinsi lain ada, maka bisa dikerjasamakan, termasuk segala keperluan seperti nikel, agro, bawang putih hingga kedelai.

Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, cara tersebut menjadi bagian solusi dari mengurangi ketergantungan mengatasi impor bahan baku dari negara lain.

Bentuk kerja sama lain yang bisa dilakukan, kata dia, adalah dengan wilayah yang memiliki perbedaan iklim, seperti di daerah sebelah khatulistiwa karena di wilayah tersebut ada yang sudah hujan dan masih kemarau.

Kondisi tersebut, biasanya memiliki komoditas unggulan sehingga bisa dilakukan kerja sama perdagangan antardaerah.

"Bisa saja di Kalimantan cabai bagus, tapi di daerah Sulawesi membutuhkan, atau DKI Jakarta ingin membeli beras dari daerah lain juga bisa dilakukan," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Sementara itu, Jatim saat ini telah memiliki kantor perwakilan dagang di 26 provinsi untuk menggerakkan sektor perdagangan yang dimanfaatkan sebagai penguatan perekonomian, bahkan menjadi model atau contoh dari sejumlah daerah lain.
 
"Kita harus memahami bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga harus memiliki perwakilan dagang di daerah-daerah, khususnya yang berada di pulau berbeda," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018