Surabaya (Antaranews Jatim) - Seorang korban dalam tragedi pementasan drama kolosal "Surabaya Membara" harus menjalani tindakan medis amputasi pada telapak kaki kirinya, kata seorang dokter ahli.
Korban tersebut bernama Liana, usia 37 tahun, warga Kalimas Barat Surabaya.
Dokter Spesialis Orthopedi Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Teuku Arif Dian kepada wartawan di Surabaya, Senin, mengatakan tindakan amputasi terhadap pasien Diana langsung dilakukan pascakejadian pada Jumat malam, 9 November.
Dia menjelaskan, RS PHC Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat malam itu menerima tiga pasien korban tragedi Surabaya Membara.
Selain Liana, dua korban lainnya yang ditangani RS PHC adalah Miftahul Qaromah, usia 18 tahun, warga Jalan Kenjeran DKA Surabaya, serta Lim Aldi Teguh S, usia 19 tahun, warga Tambaksari Surabaya.
"Pasien Lim Aldi Teguh sudah langsung pulang pada Jumat malam itu juga karena hanya mengalami luka ringan berupa lecet pada tangan kanan, dagu dan lututnya," katanya.
Sedangkan pasien Liana dan Qaromah mengalami luka berat. Teuku mengatakan terhadap pasien Qaromah telah dilakukan tindakan medis operasi pada hari Sabtu, 10 November.
"Dia mengalami cedera pada kepalanya, selain mengalami patah tulang pada rahang dan pahanya," ujarnya.
Liana dan Qaromah masih harus menjalani rawat inap untuk pemulihan di RS PHC Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hingga selama sepekan ke depan.
Khususnya terhadap pasien Liana, Teuku menandaskan, pihaknya telah menyiapkan psikiater dan psikolog karena mengalami traumatik akibat kehilangan bagian tubuhnya pascaamputasi.
"Kami harus melakukan tindakan amputasi karena pada telapak kaki kirinya mengalami patah tulang terbuka," katanya.
Liana adalah ibu kandung Erikawati, bocah 9 tahun yang menjadi salah satu korban meninggal dalam kejadian itu.
Polisi menyebut total korban yang meninggal dunia dalam kejadian ini berjumlah tiga orang, serta beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Para korban adalah penonton drama kolosal Surabaya Membara yang menyaksikan dari atas viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya. Mereka berjatuhan dari atas viaduk sempit setinggi 6 meter setelah tiba-tiba kereta api melintas dari arah timur. (*)
Baca juga: Erika Meninggal setelah Terlepas dari Genggaman Ibunya (Video)
Baca juga: Risma Sesalkan Insiden Drama Kolosal "Surabaya Membara" Tanpa Koordinasi (Video)
Baca juga: Pemain "Surabaya Membara" Kirim Doa untuk Korban Viaduk Pahlawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Korban tersebut bernama Liana, usia 37 tahun, warga Kalimas Barat Surabaya.
Dokter Spesialis Orthopedi Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Teuku Arif Dian kepada wartawan di Surabaya, Senin, mengatakan tindakan amputasi terhadap pasien Diana langsung dilakukan pascakejadian pada Jumat malam, 9 November.
Dia menjelaskan, RS PHC Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat malam itu menerima tiga pasien korban tragedi Surabaya Membara.
Selain Liana, dua korban lainnya yang ditangani RS PHC adalah Miftahul Qaromah, usia 18 tahun, warga Jalan Kenjeran DKA Surabaya, serta Lim Aldi Teguh S, usia 19 tahun, warga Tambaksari Surabaya.
"Pasien Lim Aldi Teguh sudah langsung pulang pada Jumat malam itu juga karena hanya mengalami luka ringan berupa lecet pada tangan kanan, dagu dan lututnya," katanya.
Sedangkan pasien Liana dan Qaromah mengalami luka berat. Teuku mengatakan terhadap pasien Qaromah telah dilakukan tindakan medis operasi pada hari Sabtu, 10 November.
"Dia mengalami cedera pada kepalanya, selain mengalami patah tulang pada rahang dan pahanya," ujarnya.
Liana dan Qaromah masih harus menjalani rawat inap untuk pemulihan di RS PHC Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hingga selama sepekan ke depan.
Khususnya terhadap pasien Liana, Teuku menandaskan, pihaknya telah menyiapkan psikiater dan psikolog karena mengalami traumatik akibat kehilangan bagian tubuhnya pascaamputasi.
"Kami harus melakukan tindakan amputasi karena pada telapak kaki kirinya mengalami patah tulang terbuka," katanya.
Liana adalah ibu kandung Erikawati, bocah 9 tahun yang menjadi salah satu korban meninggal dalam kejadian itu.
Polisi menyebut total korban yang meninggal dunia dalam kejadian ini berjumlah tiga orang, serta beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Para korban adalah penonton drama kolosal Surabaya Membara yang menyaksikan dari atas viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya. Mereka berjatuhan dari atas viaduk sempit setinggi 6 meter setelah tiba-tiba kereta api melintas dari arah timur. (*)
Baca juga: Erika Meninggal setelah Terlepas dari Genggaman Ibunya (Video)
Baca juga: Risma Sesalkan Insiden Drama Kolosal "Surabaya Membara" Tanpa Koordinasi (Video)
Baca juga: Pemain "Surabaya Membara" Kirim Doa untuk Korban Viaduk Pahlawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018