Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai terjadinya bencana gempa dan tanah longsor dengan pertimbangan daerah setempat dilalui Bengawan Solo, juga sejumlah anak sungai serta dua sesar aktif.

"Melihat kondisi wilayah Bojonegoro tidak hanya memiliki potensi bencana tanah longsor, tapi juga bencana gempa," kata Pelaksana Tugas BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia di Bojonegoro, Senin.

Di wilayah Bojonegoro, lanjut dia, dilalui Bengawan Solo, selain dilalui sesar zona Rembang, yakni di wilayah utara mulai Kecamatan Kedewan, Malo, ke arah Tuban.

Selain itu, juga sesar zona Kendeng di wilayah selatan, mulai Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Kedungadem, Sugihwaras, ke arah Nganjuk.

Menurut dia, penyebab tanah longsor, bisa terjadi akibat gempa juga erosi sungai. Hanya saja dalam kejadian bencana tanah longsor belum tentu karena gempa.

Ia mencontohkan bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, dua hari lalu, bukan karena faktor gempa, tapi faktor curah hujan dan lokasi tanah yang diberi bangunan pagar berada di kemiringan yang curam.

Dalam kejadian itu, tanah yang longsor sepanjang 15 meter dengan lebar 3 meter dan tinggi 3 meter, di atas tanah milik warga setempat Budiono.

"Memasuki musim hujan masyarakat di daerah potensi rawan longsor diimbau meningkatkan kewaspadaan," ucapnya.

Yang jelas, kata Nadif, sebelum ini BPBD belum memasukkan bencana gempa di dalam potensi bencana yang bisa terjadi, seperti berbagai bencana yang menjadi prioritas penanganan, yaitu banjir luapan  Bengawan Solo, banjir bandang, angin kencang, dan bencana lainnya.

Namun, sekarang ini BPBD Bojonegoro akan memasukkan bencana gempa dalam ancaman bahaya bencana yang bisa sewaktu-waktu terjadi. BPBD mengusulkan bencana gempa masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2018 yang masih dalam penyusunan.

Wilayah Bojonegoro diketahui memiliki potensi gempa berdasarkan dokumen kajian risiko bencana 2017-2012 yang dikeluarkan BNPB pada awal 2018.

Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, peristiwa bencana tanah longsor pada 2017 terjadi di 62 desa yang tersebar di 18 kecamatan, antara lain Kecamatan Trucuk, Sukoewu, Dander, Kedungadem, Temayang, dan Sekar.

"Bencana tanah longsor yang terjadi selama 2018 belum kami rekapitulasi," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018