Madiun (Antaranews Jatim) - Tim medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memantau kesehatan orang tua Alfiani Hidayatul Solikah, pramugari pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pemantauan dilakukan dengan mendatangi rumah keluarga korban yang berada di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Rabu.
"Orang yang baru kehilangan anggota keluarga, biasanya akan drop. Untuk itu, kesehatan Pak Slamet dan Ibu Sukartini akan kami pantau, baik dari segi kesehatan fisik maupun psikis," ujar salah satu anggota tim medis setempat, Sri Wahyuni, kepada wartawan.
Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, ada kenaikan tekanan darah dan gangguan pencernaan pada ibu korban, Sukartini.
Hal tersebut wajar, sebab biasanya kondisi seseorang yang baru kehilangan anggota keluarga rentan depresi dan berpotensi mengalami gangguan kesehatan, katanya.
"Pasti orang yang baru kehilangan anggota keluarga, biasanya seperti ini. Untuk itu, saya kasih obat penurun tensi dan sejumlah terapi," kata Sri Wahyuni, yang juga menjabat sebagai Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dolopo itu.
Ia menjelaskan, pemeriksaan kesehatan itu dilakukan mengingat banyaknya keluarga dan kerabat yang datang secara bergantian untuk mengetahui kabar Alfiani.
"Hal itu ditakutkan akan mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental kedua orang tua Alfiani," kata dia.
Sri Wahyuni menambahkan, pemeriksaan dan pendampingan yang dilakukan merupakan instruksi langsung Bupati Madiun Ahmad Dawami melalui Direktur RSUD Dolopo.
Hal itu sebagai bagian dari upaya pendampingan yang diberikan Pemkab Madiun terhadap keluarga korban Lion Air. Sesuai rencana, kondisi kedua orang tua korban akan terus dipantau secara berkala.
Hingga saat ini belum ada informasi tentang kondisi Alfi dua hari pasca-jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang. Pihak keluarga berharap masih ada keajaiban hingga Alfi bisa selamat.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut, di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dengan rute Bandara Depati Amir di Pangkal-Pinang, Bangka Belitung.
Namun, 13 menit setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dan diketahui jatuh. Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB itu mengangkut penumpang dan kru sebanyak 189 orang, termasuk Pramugari Alfiani Hidayatul Solikah. (*)
Baca juga: Pramugari Lion Air asal Madiun Baru Dua Bulan Bertugas
Baca juga: Tim DVI Polda Jatim Ambil Sampel DNA Ortu Pramugari Alfiani (Video)
Baca juga: Pramugari Lion Air Sempat Telepon Keluarga Sebelum Terbang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pemantauan dilakukan dengan mendatangi rumah keluarga korban yang berada di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Rabu.
"Orang yang baru kehilangan anggota keluarga, biasanya akan drop. Untuk itu, kesehatan Pak Slamet dan Ibu Sukartini akan kami pantau, baik dari segi kesehatan fisik maupun psikis," ujar salah satu anggota tim medis setempat, Sri Wahyuni, kepada wartawan.
Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, ada kenaikan tekanan darah dan gangguan pencernaan pada ibu korban, Sukartini.
Hal tersebut wajar, sebab biasanya kondisi seseorang yang baru kehilangan anggota keluarga rentan depresi dan berpotensi mengalami gangguan kesehatan, katanya.
"Pasti orang yang baru kehilangan anggota keluarga, biasanya seperti ini. Untuk itu, saya kasih obat penurun tensi dan sejumlah terapi," kata Sri Wahyuni, yang juga menjabat sebagai Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dolopo itu.
Ia menjelaskan, pemeriksaan kesehatan itu dilakukan mengingat banyaknya keluarga dan kerabat yang datang secara bergantian untuk mengetahui kabar Alfiani.
"Hal itu ditakutkan akan mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental kedua orang tua Alfiani," kata dia.
Sri Wahyuni menambahkan, pemeriksaan dan pendampingan yang dilakukan merupakan instruksi langsung Bupati Madiun Ahmad Dawami melalui Direktur RSUD Dolopo.
Hal itu sebagai bagian dari upaya pendampingan yang diberikan Pemkab Madiun terhadap keluarga korban Lion Air. Sesuai rencana, kondisi kedua orang tua korban akan terus dipantau secara berkala.
Hingga saat ini belum ada informasi tentang kondisi Alfi dua hari pasca-jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang. Pihak keluarga berharap masih ada keajaiban hingga Alfi bisa selamat.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut, di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dengan rute Bandara Depati Amir di Pangkal-Pinang, Bangka Belitung.
Namun, 13 menit setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dan diketahui jatuh. Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB itu mengangkut penumpang dan kru sebanyak 189 orang, termasuk Pramugari Alfiani Hidayatul Solikah. (*)
Baca juga: Pramugari Lion Air asal Madiun Baru Dua Bulan Bertugas
Baca juga: Tim DVI Polda Jatim Ambil Sampel DNA Ortu Pramugari Alfiani (Video)
Baca juga: Pramugari Lion Air Sempat Telepon Keluarga Sebelum Terbang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018