Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur, berencana menaikkan luasan lahan tanaman kacang hijau dari 45 ribu hektare menjadi 50 ribu hektare, sehingga produktivitas juga bisa lebih besar dengan harapan bahan biji-bijian itu yang diekspor juga lebih besar.

"Produksi kacang hijau di Jatim ini luasannya adalah sekitar 45 ribu hektare dengan produktivitas hingga 53 ribu ton selama 2017. Ini kontribusi dari Jatim ke nasional adalah 21,72 persen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo di Kediri, Jawa Timur, Sabtu.

Hadi mengatakan untuk kacang hijau, daerah yang paling luas lahannya adalah Sumenep. Kabupaten Kediri juga mempunyai lahan untuk tanaman kacang hijau, namun tidak seluas Sumenep.

Pihaknya juga menargetkan pada 2018 ini ada kenaikan produksi tanaman kacang hijau sekitar 5 persen ketimbang produksi sebelumnya. Saaat ini, luasan lahan ada sekitar 45 ribu hektare dengan capaian sekitar 53 ribu ton diharapkan bisa menjadi 50 ribu hektare dengan capaian produksi sekitar 55-60 ribu ton biji kacang hijau.

Ia mengakui biji kacang hijau bukan kebutuhan pokok melainkan hanya subtitusi. Namun, dengan targetan yang selalu naik dipandang realisistis. Selain untuk kebutuhan dalam negeri juga untuk kebutuhan ekspor antara lain ke China dan Philipina.

Pemerintah juga intensif melakukan ekspor. Dengan menggandeng eksportir, salah satunya oleh PT Sumber Roso Agro Makmur dan PT Exindokarsa Agung yang mengekspor sebanyak 2.000 ton kacang hijau dengan tujuan ke China dan Filipina.

Ekspor itu dilakukan bersamaan eskpor biji-bijian lainnya oleh PT Agri Makmur Pertiwi dengan tujuan China dan Hong Kong, yakni untuk benih kangkung sebanyak 140 ton, benih jagung manis 60 ton, benih semangka 100 kilogram.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga mendorong ekspor pertanian dari Indonesia semakin meningkat, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di negeri ini serta mendorong kesejahteraan bagi petani menjadi semakin bagus.

"Kalau ingin pertumbuhan ekonomi baik ada dua yang harus didorong. Hal ini juga pesan dari Presiden yakni ekspor, investasi. Kementerian pertanian bertekad untuk mendorong investasi mendorong ekpsor dan bahkan mimpi besar mengembalikan kejayaan Indonesia 500 tahun lalu yaitu rempah," kata Menteri Amran.

Pihaknya mengungkapkan ekspor pertanian salah satunya hortikultura asal Indonesia juga terus mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir, mencapai 24 persen dan tahun 2018 ini kembali naik hingga 13 persen ketimbang ekspor tahun sebelumnya. Peningkatan itu dinilai luar biasa dan drastis.

Menteri Pertanian juga mengungkapkan, selain mendorong untuk bercocok tanaman, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan benih pada petani. Pemerintah menyiapkan bibit senilai Rp5,5 triliun untuk dibagikan pada seluruh petani di Indonesia. (*)

 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018