Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan agar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) membuat kurikulum baru tentang kewirausahaan perguruan tinggi agar mahasiswa menjadi petarung dan siap bersaing di pasar dalam maupun luar negeri.

“Untuk bersaing maka salah satu caranya adalah membuat inkubator-inkubator dan tempat praktiknya tidak hanya di laboratorium, tapi bisa ketemu konsumen,” ujarnya di sela membuka Kongres VI Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia di Surabaya, Kamis.

Berdasarkan data global “enterpreneurship index” tahun 2018, kata dia, di Indonesia terdapat 21 persen masyarakat yang berkeinginan untuk menjadi wirausahawan, tapi realisasinya justru jauh lebih sedikit dari persentase tersebut

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, juga menyampaikan khusus di Jatim jumlah persentase wirausahawan mencapai 30,76 persen dari total penduduk, dan mampu menyerap 12,1 juta tenaga kerja dari total 20,2 juta tenaga kerja yang tersedia.

Selain itu, lanjut dia, pada 2019 Jatim akan menghadapi tantangan “middle income trap” yang permasalahannya justru berada di sumber daya manusia sehingga harus diciptakan iklam wirausaha yang kondusif.

“Nah, kongres ini merupakan salah satu cara tepat terciptanya mata kuliah dasar untuk menciptakan sumber daya manusia yang berjiwa wirausahawan,” ucapnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga mengatakan, teknologi digital juga dimasukkan dalam penerapan kurikulum kewirausahaan untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0.

Menurut dia, semua data harus dimasukkan lewat sistem aplikasi sehingga konsumen bisa mengakses informasi yang dibutuhkan.

Sementara itu, kongres yang diikuti sekitar 320 peserta dari 72 perguruan tinggi di Indonesia tersebur bertemakan “Mewujudkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang Inovatif untuk Menghadapi Era Disrupsi'” dengan agenda utamanya menyusun kurikulum FEB dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0.

Dekan FEB Universitas Airlangga Surabaya Dian Agustina mengingatkan adanya revolusi Industri 4.0 menyebabkan semuanya berubah, termasuk dalam dunia bisnis yang menyebabkan banyak banyak perusahaan tenggelam karena tidak mampu mengantisipasi tantangan dalam perubahan.

“Hanya perusahaan yang mampu berbenah pada sistem informasinya yang akan mampu bertahan dan eksis,” katanya.

Tak itu saja, ia juga menyebut FEB akan semakin memperkuat keilmuan kewirasuhaan di setiap mata kuliah, termasuk kemungkinan adanya teknologi inovatif dan sistem informasi yang berhubungan konten masing-masing kurikulum. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018