Ngawi (Antaranews Jatim) - Warga Desa Gunungsari, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang mengalami krisis air bersih rela antre untuk mendapatkan bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi.
Warga desa setempat, Sunarto mengaku senang dengan bantuan air tersebut karena hal itu sangat dibutuhkan warga.
"Sejak desa kami mengalami kekeringan, baru kali ini dapat bantuan air bersih. Jelas senang sekali, karena kami sangat butuh air ini. Apapun kondisinya air bantuan ini kami terima dan rela antre untuk mendapatkannya," ujar Sunarto kepada wartawan, Rabu.
Ia menjelaskan, selama ini saat tidak ada bantuan, warga harus mencari air hingga ke dalam hutan yang jaraknya lebih dari dua kilometer. Itu terpaksa mereka lakukan karena sumur di rumah dan tetangga sudah kering.
"Makanya, kalau cari air di hutan. Kita buat belik-belik kecil di sekitar sumber air supaya airnya keluar. Itupun tidak banyak dan keruh. Saat keruh kita endapkan dulu, baru setelah itu buat masak, minum, dan mandi," terang dia.
Perangkat desa setempat, Minto membenarkan jika warga di dusun dan desanya sangat krisis air bersih. Pihaknya melalui pemerintah desa sudah mengajukan bantuan air bersih sejak beberapa bulan lalu, namun baru dikirim sekarang.
"Ya alhamdulillah, meskipun distribusi airnya agak terlambat dari pengajuan, paling tidak warga mendapat bantuan air yang layak konsumsi," kata Minto.
Menurut Minto, dirinya mengaku tidak tega melihat aktivitas warganya saat mencari air hingga ke hutan dan naik bukit,sementara air yang didapat kondisinya kotor.
"Melihat kebutuhan dan atusias warga, kami prediksi bantuan air satu tangki akan kurang. Karena selain untuk kebutuhan keluarga, airnya juga untuk ternak," katanya.
Untuk itu, pihaknya dan warga berharap bantuan air bersih di desanya tersebut bisa ditambah dan dikirim secara berkala. Paling tidak hingga musim hujan tiba.
Sementara, sesuai pemetaan BPBD Ngawi, ada 45 desa di Kabupaten Ngawi yang kesulitan air bersih saat musim kemarau tahun ini berlangsung. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 desa di antaranya dinyatakan krisis air bersih atau kering kritis. Sedangkan 10 desa sisanya hanya kesulitan air bersih, namun belum sampai kritis.
Adapun 30 desa yang masuk kategori kering kritis tersebut terdapat di delapan wilayah kecamatan. Yakni, Kecamatan Ngawi terdapat dua desa, Kecamatan Pitu ada lima desa, kemudian, Kecamatan Kedunggalar sebanyak dua desa, Kecamatan Karanganyar delapan desa, Kecamatan Bringin tujuh desa, Kecamatan Karangjati tiga desa, Kecamatan Kasreman dua desa, dan Kecamatan Padas satu desa. Desa Gunungsari termasuk dalam desa kering kritis di Kecamatan Bringin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Warga desa setempat, Sunarto mengaku senang dengan bantuan air tersebut karena hal itu sangat dibutuhkan warga.
"Sejak desa kami mengalami kekeringan, baru kali ini dapat bantuan air bersih. Jelas senang sekali, karena kami sangat butuh air ini. Apapun kondisinya air bantuan ini kami terima dan rela antre untuk mendapatkannya," ujar Sunarto kepada wartawan, Rabu.
Ia menjelaskan, selama ini saat tidak ada bantuan, warga harus mencari air hingga ke dalam hutan yang jaraknya lebih dari dua kilometer. Itu terpaksa mereka lakukan karena sumur di rumah dan tetangga sudah kering.
"Makanya, kalau cari air di hutan. Kita buat belik-belik kecil di sekitar sumber air supaya airnya keluar. Itupun tidak banyak dan keruh. Saat keruh kita endapkan dulu, baru setelah itu buat masak, minum, dan mandi," terang dia.
Perangkat desa setempat, Minto membenarkan jika warga di dusun dan desanya sangat krisis air bersih. Pihaknya melalui pemerintah desa sudah mengajukan bantuan air bersih sejak beberapa bulan lalu, namun baru dikirim sekarang.
"Ya alhamdulillah, meskipun distribusi airnya agak terlambat dari pengajuan, paling tidak warga mendapat bantuan air yang layak konsumsi," kata Minto.
Menurut Minto, dirinya mengaku tidak tega melihat aktivitas warganya saat mencari air hingga ke hutan dan naik bukit,sementara air yang didapat kondisinya kotor.
"Melihat kebutuhan dan atusias warga, kami prediksi bantuan air satu tangki akan kurang. Karena selain untuk kebutuhan keluarga, airnya juga untuk ternak," katanya.
Untuk itu, pihaknya dan warga berharap bantuan air bersih di desanya tersebut bisa ditambah dan dikirim secara berkala. Paling tidak hingga musim hujan tiba.
Sementara, sesuai pemetaan BPBD Ngawi, ada 45 desa di Kabupaten Ngawi yang kesulitan air bersih saat musim kemarau tahun ini berlangsung. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 desa di antaranya dinyatakan krisis air bersih atau kering kritis. Sedangkan 10 desa sisanya hanya kesulitan air bersih, namun belum sampai kritis.
Adapun 30 desa yang masuk kategori kering kritis tersebut terdapat di delapan wilayah kecamatan. Yakni, Kecamatan Ngawi terdapat dua desa, Kecamatan Pitu ada lima desa, kemudian, Kecamatan Kedunggalar sebanyak dua desa, Kecamatan Karanganyar delapan desa, Kecamatan Bringin tujuh desa, Kecamatan Karangjati tiga desa, Kecamatan Kasreman dua desa, dan Kecamatan Padas satu desa. Desa Gunungsari termasuk dalam desa kering kritis di Kecamatan Bringin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018