Malang (Antaranews Jatim) - Usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan Halal Center Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi penampil terbaik dalam pameran produk halal sebagai rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2018 di Balai Kota Malang.
Pada pameran ini, Halal Center UMM menggandeng binaannya UD Latanza untuk memamerkan produk-produk terbaiknya. UD Latanza merupakan salah satu UMKM yang didampingi Halal Center UMM yang dikelola oleh Trinuk Kurniawat.
"UMKM ini (UD Latanza) memproduksi jajanan ringan hingga bumbu dapur. Produk kami saat ini sudah berhasil menguasi pasar Jawa dan Bali dan lebih meluas dalam segi pemasarannya. Juga mendapatkan trust (kepercayaan) lebih dari para pelanggan. Ini berkat sertifikat halal yang kami dapatkan atas pendampingan Halal Center UMM," kata Tinuk di Malang, Jawa Timur, Selasa.
Sementara itu, Ketua Halal Center UMM Dr Elfi Anis Saati mengatakan inisiasi Halal Center UMM telah dimulai sejak 2008, saat itu masih bernama Pusat Kajian Aman Halal di Prodi Teknologi Hasil Pertanian yang saat ini bernama Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Pada 2016 kemudian berganti nama menjadi Halal Center UMM. Halal Center UMM membantu UMKM lewat mengajukan pengabdian pada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti).
Elfi menambahkan diawal inisiasi berdirinya Halal Center, yang didampingi kepengurusan halal hanyalah makanan. Namun, sejak berganti nama pada tahun 2016, halal center UMM mengurusi banyak bidang, seperti kosmetik dan lain sebagainya.
"Tentu, dalam mengurus sertifikasi perlu banyak persiapan. Proses persiapan inilah yang kami dampingi," ucap Elfi.
Pameran UMKM di halaman Balai Kota Malang bertepatan dengan HSN 2018, Senin (22/10) diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Malang dengan tema "Pameran Wisata Halal".
Belum lama ini Wali Kota Malang Sutiaji mencanangkan wisata halal di wilayahnya, sehingga secara bertahap dan berkelanjutan semua bidang usaha yang bersentuhan dengan kepariwisataan harus menerapkan produk-produk dan cara-cara halal, sesuai syariat.
Grand desain konsep destinasi wisata halal akan disiapkan dengan melakukan pembahasan bersama berbagai stakeholder terkait. Kota Malang salah satu kota yang ditunjuk di Indonesia untuk mewujudkan destinasi wisata halal. Dan, konsep ini bisa diterapkan di Kota Malang.
Konsep wisata halal yang bakal diterapkan di Kota Malang tidak berarti semua pelayanan harus berjalan seperti kaidah agama Islam, tetapi disesuaikan sedemikian rupa. Wisata halal adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai atau aturan agama agar apa yang disajikan terjamin kehalalannya bagi wisatawan.
Untuk mewujudkannya lebih maksimal, Pemkot Malang akan segera mencari verifikator untuk melakukan sertifikasi halal pada objek-objek wisata tertentu yang bekerja sama dengan akademisi, khususnya Universitas Brawijaya (UB) Malang yang telah menjalankan konsep Halal Tayibban dengan mendirikan kantin halal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menjelaskan pihaknya sudah memiliki skema-skema destinasi wisata halal yang akan dikaji dengan stakeholder lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pada pameran ini, Halal Center UMM menggandeng binaannya UD Latanza untuk memamerkan produk-produk terbaiknya. UD Latanza merupakan salah satu UMKM yang didampingi Halal Center UMM yang dikelola oleh Trinuk Kurniawat.
"UMKM ini (UD Latanza) memproduksi jajanan ringan hingga bumbu dapur. Produk kami saat ini sudah berhasil menguasi pasar Jawa dan Bali dan lebih meluas dalam segi pemasarannya. Juga mendapatkan trust (kepercayaan) lebih dari para pelanggan. Ini berkat sertifikat halal yang kami dapatkan atas pendampingan Halal Center UMM," kata Tinuk di Malang, Jawa Timur, Selasa.
Sementara itu, Ketua Halal Center UMM Dr Elfi Anis Saati mengatakan inisiasi Halal Center UMM telah dimulai sejak 2008, saat itu masih bernama Pusat Kajian Aman Halal di Prodi Teknologi Hasil Pertanian yang saat ini bernama Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Pada 2016 kemudian berganti nama menjadi Halal Center UMM. Halal Center UMM membantu UMKM lewat mengajukan pengabdian pada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti).
Elfi menambahkan diawal inisiasi berdirinya Halal Center, yang didampingi kepengurusan halal hanyalah makanan. Namun, sejak berganti nama pada tahun 2016, halal center UMM mengurusi banyak bidang, seperti kosmetik dan lain sebagainya.
"Tentu, dalam mengurus sertifikasi perlu banyak persiapan. Proses persiapan inilah yang kami dampingi," ucap Elfi.
Pameran UMKM di halaman Balai Kota Malang bertepatan dengan HSN 2018, Senin (22/10) diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Malang dengan tema "Pameran Wisata Halal".
Belum lama ini Wali Kota Malang Sutiaji mencanangkan wisata halal di wilayahnya, sehingga secara bertahap dan berkelanjutan semua bidang usaha yang bersentuhan dengan kepariwisataan harus menerapkan produk-produk dan cara-cara halal, sesuai syariat.
Grand desain konsep destinasi wisata halal akan disiapkan dengan melakukan pembahasan bersama berbagai stakeholder terkait. Kota Malang salah satu kota yang ditunjuk di Indonesia untuk mewujudkan destinasi wisata halal. Dan, konsep ini bisa diterapkan di Kota Malang.
Konsep wisata halal yang bakal diterapkan di Kota Malang tidak berarti semua pelayanan harus berjalan seperti kaidah agama Islam, tetapi disesuaikan sedemikian rupa. Wisata halal adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai atau aturan agama agar apa yang disajikan terjamin kehalalannya bagi wisatawan.
Untuk mewujudkannya lebih maksimal, Pemkot Malang akan segera mencari verifikator untuk melakukan sertifikasi halal pada objek-objek wisata tertentu yang bekerja sama dengan akademisi, khususnya Universitas Brawijaya (UB) Malang yang telah menjalankan konsep Halal Tayibban dengan mendirikan kantin halal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menjelaskan pihaknya sudah memiliki skema-skema destinasi wisata halal yang akan dikaji dengan stakeholder lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018