Malang (Antaranews Jatim) - Politeknik Kota Malang sedang melakukan pengembangan robot pengumpul informasi perjalanan, yang diharapkan mampu menjadi penyuplai data untuk para pengambil kebijakan, khususnya dalam menghadapi era industri 4.0 dan tantangan di masa mendatang.

Peneliti dari Politeknik Kota Malang Aditya Kurniawan di Malang, Senin, mengatakan bahwa memasuki era industri 4.0 untuk sektor transportasi dijabarkan sebagai Intelligent Traveler Information System atau Sistem Informasi Perjalanan "Pintar" (ITIS) yang diharapkan mampu memudahkan perjalan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Ada sebanyak 11 sensor yang ada di robot itu. Sensor tersebut akan mencatat banyak data, seperti kondisi kelembapan, tingkat sinar ultra violet, dan lain sebagainya," kata Aditya kepada Antara di Kampus Politeknik Kota Malang.

Robot pengumpul informasi perjalanan yang diberi nama Prototype Mobile Robot Data Colector (MRDC) tersebut, nantinya akan diuji coba di jalan bebas hambatan. MRDC tersebut bergerak di jalur khusus yang dipersiapkan di tengah ruas jalan bebas hambatan.

Robot yang otonom itu akan mengambil data lalu lintas secara langsung dan dikirimkan melalui jaringan telekomunikasi nirkabel kepada database pusat. Data yang diambil oleh robot itu akan diproses dan diberikan kepada pengguna melalui aplikasi berbasis android.

Selain pengambilan data lintas harian rata-rata jumlah kendaraan yang melintas, MRDC memiliki fitur tambahan seperti pengukuran kecepatan angin, cuaca, temperatur, kelembaban, intensitas cahaya penerangan jalan, ultra violet, tingkat polusi di jalan, dan lainnya.

Menurut Aditya, untuk jangka panjang, pengembangan data yang diperoleh robot tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi manusia, namun data tersebut akan langsung tersambung dengan kendaraan pribadi, seperti mobil yang akan memberikan informasi langsung kepada pengendara.

"Di Indonesia untuk pengembangan robot yang aplikatif dan bermanfaat bagi orang banyak itu masih belum banyak, kecuali pada sektor industri. Nantinya, pengguna bisa mendapatkan data secara keseluruhan, berbeda dengan Google yang hanya memberikan data tingkat kemacetan saja," ujar pria lulusan Universitas Newcastle, Inggris tersebut.

Pada 2018, prototype robot tersebut akan mensimulasikan pengiriman data melalui jaringan telekomunikasi di dalam laboratorium. Sementara pada tahun selanjutnya, akan dilakukan uji coba pengiriman data ke server melalui jaringan telekomunikasi 4G yang tersedia di Indonesia.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018