Surabaya (Antaranews Jatim) - Kamar Dagang dan Industri Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan PUM Netherland, sebuah organisasi berfokus pada pertanian asal Belanda, kembali melanjutkan pendampingan kepada para petani apel di Kota Batu, untuk peningkatan sektor agribisnis.
"Kami sebelumnya telah melakukan pendampingan peningkatan kualitas produksi apel, dan kini kami lanjutkan dengan konsentrasi pada teknik pascapanen atau pengembangan UKM pengolahan produk hortikultura," kata Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan, program pendampingan pertama dititikberatkan pada peningkatan produksi apel melalui teknik budi daya yang baik, dan kali ini lebih pada proses pascapanen, atau pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan produk hortikultura.
"Ada beberapa hal yang dinilai patut dicermati dan dilakukan evaluasi, di antaranya adalah perubahan kondisi cuaca yang cukup ekstrim, termasuk manajemen kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan pengolahan pascapanen," katanya.
Untuk pengolahan pasca panen, kata dia, Kadin bersama PUM Netherland akan melakulan pendampingan UMKM dan IKM Agro serta turunannya dalam pembelajaran penanganan pascapanen, Foodgreat, taste, packaging, networking market.
"Kami dan PUM Netherland sepakat mendorong lembaga Kadin Institute bukan saja sebagai Knowledge Center saja, tapi mengembangkan ke arah Business Incubator," tuturnya.
Menurut La Nyalla, peningkatan UKM dan IKM agro harus dilakukan, karena sektor ini telah terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Jatim.
Berdasarkan sensus ekonomi nasional, populasi UMKM Jatim tumbuh dari 6,8 juta pada tahun 2012, menjadi 9,59 juta pada 2017, dan dari total UMKM tersebut sebanyak 4,61 juta UMKM di sektor non-pertanian, dan 4,98 juta UMKM di pertanian.
Data Badan Penanaman Modal Jatim menunjukkan, realisasi investasi di Jatim tahun 2017 yang dari sektor UMKM mencapai sebesar Rp152,39 triliun, sementara pada semester I /2018 mencapai sebesar Rp95,95 triliun, naik 22,87 persen dari periode yang sama tahun 2017.
Sebelumnya, Kadin Jatim dan PUM Netherland telah bekerja sama sejak 2017 untuk pengembangan apel di Batu, tujuannya ingin menjadikan sebagai lahan percontohan pertanian terintegrasi yang mencakup pengembangan lahan apel dan pengolahan pascapanen, pengembangan peternakan, pengolahan sampah dan kotoran ternak menjadi pupuk dan biogas serta training center, dengan total luas lahan sekitar 8 hektare dan akan dikonsep menjadi destinasi wisata dan edukasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami sebelumnya telah melakukan pendampingan peningkatan kualitas produksi apel, dan kini kami lanjutkan dengan konsentrasi pada teknik pascapanen atau pengembangan UKM pengolahan produk hortikultura," kata Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan, program pendampingan pertama dititikberatkan pada peningkatan produksi apel melalui teknik budi daya yang baik, dan kali ini lebih pada proses pascapanen, atau pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan produk hortikultura.
"Ada beberapa hal yang dinilai patut dicermati dan dilakukan evaluasi, di antaranya adalah perubahan kondisi cuaca yang cukup ekstrim, termasuk manajemen kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan pengolahan pascapanen," katanya.
Untuk pengolahan pasca panen, kata dia, Kadin bersama PUM Netherland akan melakulan pendampingan UMKM dan IKM Agro serta turunannya dalam pembelajaran penanganan pascapanen, Foodgreat, taste, packaging, networking market.
"Kami dan PUM Netherland sepakat mendorong lembaga Kadin Institute bukan saja sebagai Knowledge Center saja, tapi mengembangkan ke arah Business Incubator," tuturnya.
Menurut La Nyalla, peningkatan UKM dan IKM agro harus dilakukan, karena sektor ini telah terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Jatim.
Berdasarkan sensus ekonomi nasional, populasi UMKM Jatim tumbuh dari 6,8 juta pada tahun 2012, menjadi 9,59 juta pada 2017, dan dari total UMKM tersebut sebanyak 4,61 juta UMKM di sektor non-pertanian, dan 4,98 juta UMKM di pertanian.
Data Badan Penanaman Modal Jatim menunjukkan, realisasi investasi di Jatim tahun 2017 yang dari sektor UMKM mencapai sebesar Rp152,39 triliun, sementara pada semester I /2018 mencapai sebesar Rp95,95 triliun, naik 22,87 persen dari periode yang sama tahun 2017.
Sebelumnya, Kadin Jatim dan PUM Netherland telah bekerja sama sejak 2017 untuk pengembangan apel di Batu, tujuannya ingin menjadikan sebagai lahan percontohan pertanian terintegrasi yang mencakup pengembangan lahan apel dan pengolahan pascapanen, pengembangan peternakan, pengolahan sampah dan kotoran ternak menjadi pupuk dan biogas serta training center, dengan total luas lahan sekitar 8 hektare dan akan dikonsep menjadi destinasi wisata dan edukasi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018