Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Panitia Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-341 menelusuri berdirinya Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan mengelar lomba menulis sejarah daerah dengan tema "Badander" untuk mengetahui secara pasti berdirinya daerah setempat.

"Lomba menulis sejarah  "Badander" untuk umum sebagai upaya mengumpulkan sejarah yang ada kaitannya dengan berdirinya Bojonegoro," kata Ketua Panitia HJB ke-341 Bojonegoro Dandy Suprayitno, di Bojonegoro, Kamis.

Menurut dia, digelarnya penulisan sejarah "Badander" karena Bojonegoro yang sekarang masuk usia ke-341 masih perlu dilakukan kajian lebih mendalam.

Pertimbangannya, lanjut dia, Bojonegoro yang sekarang usianya masuk ke-341, jauh lebih muda dibandingkan Lamongan dan Tuban.

Padahal, kata dia, Belanda yang menetapkan Bojonegoro sebagai  ibu kota Eks Karesidenan Bojonegoro bersama Lamongan Tuban, mempunyai pertimbangan tertentu terkait usia.

"Ya kurang pas kalau Bojonegoro ditetapkan sebagai ibu kota eks karesidenan, tapi usianya masih kalah dengan Lamongan dan Tuban," kata dia menjelaskan.

Ia menyebutkan  sudah ada beberapa peserta yang menyetorkan tulisan dalam lomba penulisan "Badander" yang dibuka sejak 8 Oktober.

Lomba menulis sejarah "Bandader" itu merupakan hasil penelusuran panitia bahwa daerahnya memiliki ikatan yang kuat dengan Kerajaan Majapahit.

Di dalam ceritera yang berkembang bahwa Raden Wijaya, juga Patih Gajahmada, pernah singgah di Desa Dander, Kecamatan Dander. Bahkan, di Desa Mayangrejo, Kecamatan Kalitidu, ditemukan prasasti berupa sejumlah lempengan yang berisi tulisan Jawa kuno yang dikeluarkan Raden Wijaya.

"Penulisan sejarah ini untuk menggali kemungkinan ada kisah lain yang menunjukkan cikal bakal Bojonegoro yang lebih benar," ucapnya menegaskan.

Di dalam kegiatan HJB itu, lanjut dia, panitia juga menggelar berbagai kegiatan budaya dan seni, antara lain, lomba memahat patung di tebing bekas lokasi penggalian batu kumbung di Kecamatan Baureno, pada 28 Oktober.

Dalam kegiatan itu, dilakukan bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta masuk usaha pengembangan daerahnya sebagai Geopark Nasional hamparan minyak bumi.  Pesertanya umum, tapi dalam kegiatan itu dari ISI juga akan ikut memahat patung di kawasan setempat.

Selain itu juga akan dilaksanakan berbagai kegiatan budaya dan seni dengan puncak acara "Grebeg Berkah Jonegaran" pada 19 Oktober.

Untuk "Festival Bengawan" di Bengawan Solo, lanjut dia, akan digelar 18-21 Nopember, dengan mengambil lokasi di Bengawan Solo, untuk pawai budaya pada 12-14 Oktober, "Tour De Bojonegoro" 4 Nopember, dan duta batik pada 10 Nopember.

kegiatan HJB ke-341  akan ditutup dengan pergelaran seni dan budaya pada  pada 31 Desember, salah satunya pertunjukkan Wayang Thengul."Puncak acara HJB ke-341 tetap "Grebeg Berkah Jonegaran"  pada 19 Oktober," katanya. (*)







 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018