Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Solo, Jawa Tengah, menyebutkan air Waduk Pacal di Bojonegoro, Jawa Timur, masih aman dengan ketinggian 104, 60 meter dengan debit 1,3 juta meter kubik per 13 Oktober.
"Saat ini air di Waduk Pacal masih cukup banyak untuk menjaga agar bangunan waduk tidak kering," kata Petugas Waduk Pacal dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan, Sabtu.
Lebih lanjut ia menjelaskan ketinggian air pada papan duga Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang itu, selama kemarau mengalami penurunan rata-rata 2 centimeter per harinya.
Penuruan air di waduk peninggalan Belanda itu disebabkan menguap,selain air keluar melalui pintu pengeluaran yang bocor sekitar 0,3 meter kubik/detik, padahal pintu pengeluaran sudah ditutup sejak 2,5 bulan lalu.
"Tapi air waduk bocor melalui pintu pengeluaran hal yang wajar," ucapnya.
Meski ketinggian air mengalami penurunan, ia memperkirakan air yang ada tampungan Waduk Pacal masih aman, sehingga tidak habis selama musim kemarau.
"Sampai akhir kemarau air ya diperkirakan masih lebih dari 1 juta meter kubik," ucapnya.
Berbeda, lanjut dia, pada tahun lalu air tampungan di Waduk Pacal, hingga mencapai ketinggian pada papan duga mencapai 102 meter dengan debit sekitar 600 ribu meter kubik.
Menjawab pertanyaan, ia mengatakan BBWSB tahun ini belum melakukan perbaikan saluran pelimpas Waduk Pacal yang jebol akibat banjir bandang beberapa tahun lalu.
"Sekarang tidak ada perbaikan saluran pelimpas," ujarnya,.
Yang jelas, kata dia, adanya pembangunan Waduk Gongseng juga di Kecamatan Temayang, akan mendukung keberadaan Waduk Pacal.
"Waduk Gongseng akan mengairi areal pertanian yang dulu menjadi daerah irigasi Waduk Pacal," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Sumber Daya Air Pemkab Bojonegoro Edi Susanto menambahkan.
Data di kantor Dinas PU dan Sumber Daya Air menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik.
Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Saat ini air di Waduk Pacal masih cukup banyak untuk menjaga agar bangunan waduk tidak kering," kata Petugas Waduk Pacal dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan, Sabtu.
Lebih lanjut ia menjelaskan ketinggian air pada papan duga Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang itu, selama kemarau mengalami penurunan rata-rata 2 centimeter per harinya.
Penuruan air di waduk peninggalan Belanda itu disebabkan menguap,selain air keluar melalui pintu pengeluaran yang bocor sekitar 0,3 meter kubik/detik, padahal pintu pengeluaran sudah ditutup sejak 2,5 bulan lalu.
"Tapi air waduk bocor melalui pintu pengeluaran hal yang wajar," ucapnya.
Meski ketinggian air mengalami penurunan, ia memperkirakan air yang ada tampungan Waduk Pacal masih aman, sehingga tidak habis selama musim kemarau.
"Sampai akhir kemarau air ya diperkirakan masih lebih dari 1 juta meter kubik," ucapnya.
Berbeda, lanjut dia, pada tahun lalu air tampungan di Waduk Pacal, hingga mencapai ketinggian pada papan duga mencapai 102 meter dengan debit sekitar 600 ribu meter kubik.
Menjawab pertanyaan, ia mengatakan BBWSB tahun ini belum melakukan perbaikan saluran pelimpas Waduk Pacal yang jebol akibat banjir bandang beberapa tahun lalu.
"Sekarang tidak ada perbaikan saluran pelimpas," ujarnya,.
Yang jelas, kata dia, adanya pembangunan Waduk Gongseng juga di Kecamatan Temayang, akan mendukung keberadaan Waduk Pacal.
"Waduk Gongseng akan mengairi areal pertanian yang dulu menjadi daerah irigasi Waduk Pacal," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Sumber Daya Air Pemkab Bojonegoro Edi Susanto menambahkan.
Data di kantor Dinas PU dan Sumber Daya Air menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik.
Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018