Tulungagung (Antaranews Jatim) - Badan Nasional Narkoba Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merilis sebuah film pendek bertema bahaya penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang bagi generasi muda.

Kepala BNNK Tulungagung AKBP Djoko Purnomo, Selasa mengatakan, film berdurasi 49 menit yang dibuat di Tulungagung dan diperankan para mantan pecandu narkoba itu dibuat sebagai bahan sosialisasi tentang bahaya psikotropika.

"Kami ingin masyarakat lebih mengetahui seluk beluk narkoba berikut bahaya dan segala risikonya," kata Djoko usai pemutaran filem pendek di Tulungagung.

Dikatakan, film dengan judul "Langkah Yang Tertunda" ini diperankan oleh mantan pengguna narkoba, yang sudah di menjalani pengobatan di Balai Besar Rehabilitasi Lido Bogor.

Tidak hanya pemerannya, sutradara film ini juga merupakan mantan pengguna narkoba.

Menurut Djoko, cerita yang ada dalam film tersebut merupakan kisah nyata.

Alurnya mengisahkan tentang penggalan kisah hidup dua mantan pengguna narkoba bernama Mira dan Nining.

"Mereka berdua menjadi inspirasi filem ini," katanya.

Filem itu secara khusus memang disiapkan sebagai bahan sosialisasi bahaya narkoba.

Sebab, jelas Djoko, melalui filem pendek yang mengisahkan perjalanan hidup mantan pecandu narkoba dianggap efeketif dalam menyebarkan faham tentang bahaya dan risiko semua jenis produk psikotropika.

Dikonfirmasi di lokasi pemutaran perdana filem pendek berjudul "Langkah Yang Tertunda" itu, sutradara filem, Charles Philippe menuturkan selama proses pengerjaan film berlangsung, banyak adegan yang terpaksa diulang.

Hal ini dikarenakan para pemain merasa berar untuk memerankan adegan tersebut karena teringat pengalaman pahit yang mereka alami.

"Pengalaman masa lalu pemain membuat trauma sehingga mereka memerlukan waktu untuk memperagakan kembali," tuturnya.

Selain Mira dan Nining, terdapat enam mantan pengguna narkoba yang juga terlibat dalam proses pembuatan film.

Mereka berperan sebagai figuran maupun "crew".

Filem ini awalnya berdurasi satu jam 15 menit.

Namun pihak BNNK menilai durasi terlalu lama sehingga banyak adegan yang harus dihapus.

"Adegan di tempat hiburan malam banyak dikurangi dan efek kecanduan seperti sakauw lebih ditonjolkan," ujarnya.

Melalui filem ini diharapkan masyarakat akan mengetahui efek buruk akibat mengkomsumsi narkoba.

Selama ini masyarakat hanya mengetahui berdasarkan cerita saja.

"Filem ini merupakam kisah nyata dan yang ada dalam filem dialami langsung oleh pemainnya," kata Charles. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018