Bojonegoro (Antarnews Jatim) - Dinas Perdagangan Bojonegoro, Jawa Timur, tidak menggelar pasar murah untuk mengendalikan harga pada musim kemarau, karena harga sejumlah bahan pokok terutama beras stabil, bahkan cenderung turun.

"Dinas Perdagangan tidak menggelar pasa murah ya karena selama musim kemarau harga beras stabil," kata Pelaksana Tugas Dinas Perdagangan Bojonegoro Agus Hariyana, di Bojonegoro, Senin.

Sebelum ini, pihaknya memperoleh penawaran dari Bulog Suvdire III Bojonegoro untuk menggelar pasar murah pada musim kemarau.

Tapi, lanjut dia, tawaran itu ditolak dengan alasan harga beras di daerahnya stabil, bahkan cenderung turun tdak terpengaruh musim kemarau.

"Kalau memang menggelar pasar murah ya paling tidak harga beras Rp6.000 per kilogram," ujarnya.

Menurut dia, harga beras cenderung stabil karena produksi tanaman padi musim kemarau cukup banyak terutama produksi tanaman padi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.

"Panen tanaman padi di sepanjang DAS Bengawan Solo di daerah kami selalu ada, meskipun tidak luas," ucapnya.

Dinas perdagangan, kata dia, memiliki program menggelar pasar murah pada hari besar keagamaan dengan menjual beras, telur dan minyak goreng pada November.

Sesuai rencana, lanjut dia, pasar murah akan digelar di 14 kecamatan, di masing-masing kecamatan memperoleh subsidi  dari APBD sebesar Rp5 juta/kecamatan.

"Di masing-masing kecamatan ada 300 paket yang akan dijual di pasar murah. Masing-masing paket berisi beras, telur dan minyak curah, yang memperoleh subsidi Rp2.000 per liter atau kilogramnya," ucapnya.

Mengenai harga beras cenderung turun dibenarkan seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Kharis yang menyebutkan harga pembelian beras kualitas medium turun menjadi Rp7.800/kilogram, yang sebelumnya Rp8.000/kilogram.

"Penurunan harga beras itu untuk pembelian yang saya lakukan dari pedagang di pedesaan. Saya sendiri masih menjual beras kualitas medium tetap Rp8.300/kilogram," ucapnya.

Berdasarkan perhitungan dia, harga beras akan cenderung turun, sebab di sejumlah DAS Bengawan Solo masih ada panen, meskipun tidak luas.

"Saat ini di sejumlah kecamatan yang masuk DAS Bengawan Solo di Tuban dan Lamongan, mulai panen tanaman padi," ucapnya. (*)

 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018