Malang (Antaranews Jatim) - Kota Malang, mungkin bagi para wisatawan dalam maupun luar negeri, tidak terdengar asing, karena kota di Provinsi Jawa Timur tersebut  tak jauh dari  Kawasan Wisata Gunung Bromo. Kota Malang  dengan luas wilayah 145,3 kilometer persegi ini digadang-gadang  bisa sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Jawa Timur.

Bicara tentang pariwisata, tentunya berbicara tentang daya tarik suatu daerah. Daya tarik tersebut, umumnya berupa wisata alam atau budaya. Seperti Banyuwangi yang memiliki wisata alam Jawatan Benculuk, yakni daerah yang memiliki pohon-pohon trembesi dengan pemandangan eksotis dan misterius.

Wilayah lain di Jawa Timur yang memiliki pesona wisata alam dan berdekatan dengan Kota Malang adalah Kota Batu dan Kabupaten Malang. Dua wilayah tersebut, perkembangan sektor pariwisatanya dalam beberapa kurun waktu terakhir terbilang cukup pesat.

Kota Batu memiliki beberapa tempat wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa diantaranya adalah, Taman Wisata Selecta, Museum Angkut, Museum D'Topeng, Omah Kayu, Wisata Paralayang, dan Wisata Pujon Kidul.

Sementara tetangga Kota Malang, Kabupaten Malang juga tidak kalah pesonanya dibanding Kota Batu. Kebanyakan, untuk wilayah Kabupaten Malang mengandalkan destinasi wisata alam seperti Pulau Sempu, Coban Pelangi, Kebun Teh Wonosari, Gunung Semeru, dan Pantai Batu Bengkung.

Jika berkaca dari salah satu destinasi wisata berkelas dunia di Indonesia, siapa yang tak mengenal Bali. Hampir dari semua sisi, Bali memiliki daya tarik pariwisata tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Keindahan Pulau Bali juga didukung dengan adanya infrastruktur yang baik, termasuk masyarakat Bali yang terbuka dengan kedatangan wisatawan tersebut.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata tersebut mencapai 3,5 juta kunjungan pada periode Januari-Juli 2018.

Kota Malang sendiri, untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, pada 2019 ditargetkan untuk bisa mendatangkan kurang lebih sebanyak 150.000 kunjungan. Angka tersebut merupakan mandat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang menaargetkan jumlah kunjungan mencapai satu juta kunjungan wisatawan mancanegera.

Namun, untuk bisa mendatangkan dan merealisasikan target kunjungan wisatawan mancanegara tersebut, Kota Malang memiliki beberapa pekerjaan rumah besar. Dikarenakan tidak memiliki wisata alam, lantas apa daya tarik yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Malang untuk menjaring wisatawan tersebut?

Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, pihaknya tengah menyiapkan beberapa konsep pariwisata perkotaan dalam upaya untuk menjaring wisatawan mancanegara tersebut. Bahkan, pihaknya enggan untuk menetapkan Kota Malang sebagai kota transit wisata bagi para wiisatawan tersebut. "Kota Malang bukan menjadi kota transit wisata, tapi menjadi destinasi wisata," kata Sutiaji dalam sambutannya pada acara Grand Final Pemilihan Duta Wisata Kakang Mbakyu Kota Malang, Sabtu (29/9).

Kota Malang telah siap untuk dijadikan destinasi wisata, dengan karakter yang telah dimiliki. Saat ini, sektor wisata yang masih dianggap menarik bagi para wisatawan adalah sektor kuliner, dan wisata warisan budaya masa lalu. Pemerintah Kota Malang menargetkan, dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang, diharapkan ada pertambahan beberapa destinasi wisata baru di Kota Malang, yang mampu menggenjot kunjungan wistawan mancanegara.

Pengembangan Destinasi Wisata Tematik

Beberapa konsep yang diusung oleh Pemerintah Kota Malang adalah dengan membuka destinasi wisata berbasis wisata perkotaan, kuliner, dan wisata peninggalan bersejarah. Salah satu unggulan wisata perkotaan di Kota Malang adalah Kampung Tematik seperti Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung 3D Kesatrian, dan Kampung Budaya Polowijen.

Kampung Warna-Warni Jodipan salah satu objek wisata kampung tematik di Kota Malang. (Vicki Febrianto)



Kampung-kampung tematik tersebut memang bisa menarik perhatian dari wisatawan lokal, yang menginginkan wisata perkotaan berbiaya murah. Namun, sesungguhnya, untuk menarik wisatawan mancanegara, konsep tersebut harus diperluas lagi.

"Kita akan menambah destinasi wisata, karena tidak memiliki wisata alam, justru harus kita ciptakan. Kita perkuat sektor kuliner, kita akan deklarasikan Kota Malang sebagai destinasi wisata halal," kata Sutiaji.

Selain mengembangkan Kota Malang dengan destinasi wisata perkotaan tematik, dalam upaya untuk menarik minat wisatawan mancanegara juga perlu memperhatikan kegiatan-kegiatan tahunan yang memiliki potensi tinggi.

Salah satu agenda tahunan yang bisa dijadikan acuan Pemerintah Kota Malang dalam upaya untuk menarik wisatawan mancanegara adalah, Jember Fashion Carnaval (JFC) yang masuk dalam sepuluh besar Calendar of Event Kementerian Pariwisata.

Jember Fashion Carnaval merupakan jawaban dari adanya festival dunia seperti Rio Carnaval di Brazil, Noting Hill di Inggris, dan Venesia di Italia. Fashion ekstravagansa yang ditampilkan dalam JFC lebih dari tiga kilometer, dan memasukkan Jember dalam peta kota karnaval dunia.

Sesungguhnya Kota Malang sudah mengadaptasi atas apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember. Kota Malang memiliki agenda tahunan Malang Flower Carnival (MFC) 2018 dengan konsep unik dan menghadirkan kostum peserta karnaval yang menggunakan bahan baku daur ulang.

Kostum dari para peserta karnaval tersebut didesain menyerupai motif-motif bunga. Konsep besar yang ingin disampaikan dalam karnaval tersebut adalah parade yang juga sekaligus melestarikan lingkungan. Malang Flower Carnival tersebut juga sudah masuk dalam Calendar of Event Wonderful Indonesia 2018.

Dalam MFC 2018 kali itu, juga dihadiri oleh mahasiswa asing yang tengah belajar di Kota Malang dan Kota Surabaya. Para mahasiswa tersebut diantaranya adalah Prancis, Jepang, Denmark, Swedia, Polandia, Jerman, Rusia, Brunei, Nigeria, Korea, India, dan Italia.
 

Malang Flower Carnival 2018 di Kota Malang. (Vicki Febrianto)



Hingga semester pertama 2018, kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Malang memang mengalami kenaikan. Pada periode Januari hingga Agustus 2018, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Malang mencapai 15 ribu kunjungan, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 6.000 kunjungan.

Angka tersebut terbilang masih cukup jauh atau baru sepuluh persen dari total target yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk Kota Malang, yakni 150.000 kunjungan.

Dalam upaya untuk menambah event-event tahunan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang tengah melakukan inventarisasi guna menyiapkan Kalender Kegiatan Wisata yang diharapkan mampu menjadi acuan bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Malang.

Dinas tersebut melakukan inventarisasi berbagai agenda baik di tingkat kelurahan dan kecamatan, yang sesuai dengan kriteria agenda tahunan. Untuk event yang akan masuk dalam Kalendar kegiatan tahunan, harus bisa dipastikan bahwa event tersebut akan terlaksana sesuai dengan waktunya.

Tahun 2019, direncanakan Kota Malang akan mengadakan sebanyak 105 event, yang sesuai dengan usia Kota Malang saat itu, meskipun sesungguhnya harapan tersebut masih terlalu tinggi mengingat pada 2018, Kalender Kegiatan Kota Malang tidak lebih dari 50 kegiatan.

Sehingga, untuk memenuhi target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019, masih perlu terobosan guna menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Malang.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018