Surabaya (Antaranews Jatim) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Timur menyatakan penutupan lokalisasi Dolly beberapa tahun lalu tidak terkait tingginya penyebaran HIV/AIDS di Kota Surabaya.
     
"AIDS ini bukan hanya bicara soal lokalisasi semata. Kalau ada yang beranggapan jika ditutupnya Dolly justru menjadikan sebaran penderita AIDS di Surabaya meningkat itu hanya asumsi semata. Bukan bicara bukti dan data," kata Sekretaris KPA Jatim Otto Bambang Wahyudi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
     
Menurut dia, berdasarkan data dan bukti yang dimiliki KPA, justru penderita AIDS ini terbanyak bukan dari PSK, melainkan ibu rumah tangga. Ia mengatakan ada berbagai latar belakang di balik penyebaran AIDS. 
     
"Tidak hanya di Kota Surabaya, melainkan di seluruh dunia. Pola hidup dan pola seksual," katanya.
     
Selain itu, lanjut dia, penggunaan jarum suntik yang tidak steril pada pengguna narkoba, itu juga bisa menyebabkan penyebaran HIV/AIDS. Begitu juga dengan pola perilaku seksual menyimpang, laki-laki dengan sesama laki-laki.
     
"Di Surabaya saja, yang tercatat, ada 4.000 pelaku hubungan seks sesama laki-laki," kata pria yang juga dosen di Unitomo Surabaya ini.
     
Untuk itu, Otto berharap tidak ada saling tuding dan saling menyalahkan untuk mengurai permasalah AIDS. Ia memandang semua lini kehidupan berperan penting demi meminimalisir penyebaran penyakit mematikan ini.
     
"Tidak ada itu beban hanya dibebankan pada lokalisasi atau dinas kesehetan. Semua pihak, semua aspek, dan semua lini perlu untuk bersinergi serta memberikan edukasi agar penyebaran AIDS tidak begitu masif," katanya.
     
Caleg DPRD Jatim Dapil Surabaya dari Partai Gerindra, Asrilia Kurniati Bambang Harjo sebelumnya menyatakan akibat dari ditutupnya Dolly menyebabkan penyebaran HIV/AIDS di Surabaya tidak bisa dikontrol.
     
Untuk itu, Asrilia mengusulkan Dolly dibuka lagi dengan harapan tidak ada lagi prostitusi terselubung dan juga penyebaran HIV/AIDS bisa dikontrol oleh pemerintah setempat. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018