Jember (Antaranews Jatim) - Akademisi jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember (Polije) Theo M. Syahniar dan Hariadi Subagja mendampingi petani untuk mengubah limbah kulit edamame menjadi pakan ternak yang potensial di Kabupaten Jember.
"Melalui kegiatan pengabdian kepada Masyarakat BOPTN 2018, kami mendampingi kelompok ternak Bago Mulyo untuk membantu perbaikan manajemen produksi melalui peningkatan kualitas pakan berbasis limbah kulit edamame dengan penerapan teknologi silase pakan komplit," kata Theo M Syahniar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
Menurutnya potensi sumber pakan lokal asal limbah pertanian maupun limbah industri memberikan peluang besar dalam pengembangan bidang usaha peternakan, misalnya edamame, kudapan ringan khas Jember yang sudah diekspor itu menjadi sangat potensial bagi peternak.
"Limbahnya, jerami hasil panen edamame sudah menjadi rebutan peternak sekitar, namun limbah kulit edamame hasil olahan industri dari PT Mitra Tani Dua Tujuh belum banyak dilirik peternak karena kurangnya pengetahuan peternak mengenai potensi limbah kulit edamame sebagai bahan pakan lokal hingga kondisinya yang sangat basah menyulitkan dalam hal penyimpanan," tuturnya.
Ia mengatakan hasil laboratorium menunjukkan bahwa persentase bahan kering (BK) limbah kulit edamame tersebut sekitar 12 persen dengan protein kasar (PK) berkisar 10-11 persen yang berarti 88 persen kandungan limbah kulit edamame adalah air yang dapat mempercepat terjadinya pembusukan.
"Pembusukan akan menurunkan kualitasnya bahan pakan dan mengurangi daya simpannya. Hal tersebut secara otomatis juga akan menurunkan nilai gizi bahan, nilai potensi serta nilai ekonomisnya," ujarnya.
Berawal dari persoalan itu, lanjut dia, tim akademisi Polije melakukan kegiatan pendampingan dengan memberikan pelatihan pembuatan silase pakan komplit berbasis limbah kulit edamame dan juga dilakukan penyerahan bantuan berupa drum silo sebanyak 20 buah dan formula untuk pembuatan silase pakan komplit.
"Silase pakan komplit adalah salah satu teknologi fermentasi yang diaplikasikan dengan tujuan utama untuk pengawetan pakan ternak sehingga akan memperpanjang masa simpannya," katanya.
Ia mengatakan bahan pakan dasar yang digunakan adalah limbah kulit edamame yang telah dikurangi kandungan airnya melalui pengepresan dan kelompok ternak Bago Mulyo juga telah memanfaatkan alat pengepres air hybrid yang merupakan bantuan dari tim BOPTN 2018.
"Limbah kulit edamame yang telah dipres tersebut dicampur dengan beberapa bahan pakan lainnya yang terdiri dari dedak padi, tanaman jagung utuh, dan molases kemudian disilase di dalam drum silo kapasitas 150 ml," katanya.
Theo menjelaskan aplikasi teknologi silase pakan komplit tepat dilakukan untuk menjaga kualitas limbah kulit edamame agar tidak terus menurun apalagi membusuk selama penyimpanan dan dibuat pakan komplit juga untuk efisiensi waktu dan tenaga bagi peternak.
"Kami juga memformulasikan pakan komplit ini menggunakan bahan pakan permintaan dari peternak agar mudah didapat dan tentunya murah, sehingga peternak tidak lagi kebingungan untuk persediaan pakan ternaknya karena sudah mempunyai stok dan juga masih mempunyai waktu untuk melakukan pekerjaan lain," ujarnya.
Menurutnya teknologi itu secara tidak langsung akan memperbaiki manajemen produksi di dalam kelompok ternak dan juga diharapkan juga dapat ditularkan kepada ke anggota ternak lainnya dan peternak yang berada di lingkungan sekitar.
Sementara Ketua Kelompok Ternak Bago Mulyo Heri Fredianto mengaku kesulitan menyimpan kulit edamame yang basah sebagai pakan ternak karena mudah busuk, padahal sapi-sapi yang dipelihara nya sangat menyukai kulit edamame sebagai pakan ternak.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Melalui kegiatan pengabdian kepada Masyarakat BOPTN 2018, kami mendampingi kelompok ternak Bago Mulyo untuk membantu perbaikan manajemen produksi melalui peningkatan kualitas pakan berbasis limbah kulit edamame dengan penerapan teknologi silase pakan komplit," kata Theo M Syahniar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
Menurutnya potensi sumber pakan lokal asal limbah pertanian maupun limbah industri memberikan peluang besar dalam pengembangan bidang usaha peternakan, misalnya edamame, kudapan ringan khas Jember yang sudah diekspor itu menjadi sangat potensial bagi peternak.
"Limbahnya, jerami hasil panen edamame sudah menjadi rebutan peternak sekitar, namun limbah kulit edamame hasil olahan industri dari PT Mitra Tani Dua Tujuh belum banyak dilirik peternak karena kurangnya pengetahuan peternak mengenai potensi limbah kulit edamame sebagai bahan pakan lokal hingga kondisinya yang sangat basah menyulitkan dalam hal penyimpanan," tuturnya.
Ia mengatakan hasil laboratorium menunjukkan bahwa persentase bahan kering (BK) limbah kulit edamame tersebut sekitar 12 persen dengan protein kasar (PK) berkisar 10-11 persen yang berarti 88 persen kandungan limbah kulit edamame adalah air yang dapat mempercepat terjadinya pembusukan.
"Pembusukan akan menurunkan kualitasnya bahan pakan dan mengurangi daya simpannya. Hal tersebut secara otomatis juga akan menurunkan nilai gizi bahan, nilai potensi serta nilai ekonomisnya," ujarnya.
Berawal dari persoalan itu, lanjut dia, tim akademisi Polije melakukan kegiatan pendampingan dengan memberikan pelatihan pembuatan silase pakan komplit berbasis limbah kulit edamame dan juga dilakukan penyerahan bantuan berupa drum silo sebanyak 20 buah dan formula untuk pembuatan silase pakan komplit.
"Silase pakan komplit adalah salah satu teknologi fermentasi yang diaplikasikan dengan tujuan utama untuk pengawetan pakan ternak sehingga akan memperpanjang masa simpannya," katanya.
Ia mengatakan bahan pakan dasar yang digunakan adalah limbah kulit edamame yang telah dikurangi kandungan airnya melalui pengepresan dan kelompok ternak Bago Mulyo juga telah memanfaatkan alat pengepres air hybrid yang merupakan bantuan dari tim BOPTN 2018.
"Limbah kulit edamame yang telah dipres tersebut dicampur dengan beberapa bahan pakan lainnya yang terdiri dari dedak padi, tanaman jagung utuh, dan molases kemudian disilase di dalam drum silo kapasitas 150 ml," katanya.
Theo menjelaskan aplikasi teknologi silase pakan komplit tepat dilakukan untuk menjaga kualitas limbah kulit edamame agar tidak terus menurun apalagi membusuk selama penyimpanan dan dibuat pakan komplit juga untuk efisiensi waktu dan tenaga bagi peternak.
"Kami juga memformulasikan pakan komplit ini menggunakan bahan pakan permintaan dari peternak agar mudah didapat dan tentunya murah, sehingga peternak tidak lagi kebingungan untuk persediaan pakan ternaknya karena sudah mempunyai stok dan juga masih mempunyai waktu untuk melakukan pekerjaan lain," ujarnya.
Menurutnya teknologi itu secara tidak langsung akan memperbaiki manajemen produksi di dalam kelompok ternak dan juga diharapkan juga dapat ditularkan kepada ke anggota ternak lainnya dan peternak yang berada di lingkungan sekitar.
Sementara Ketua Kelompok Ternak Bago Mulyo Heri Fredianto mengaku kesulitan menyimpan kulit edamame yang basah sebagai pakan ternak karena mudah busuk, padahal sapi-sapi yang dipelihara nya sangat menyukai kulit edamame sebagai pakan ternak.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018