Jember (Antaranews Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember mencatat pertumbuhan ekonomi Jember tahun 2017 turun sebesar 0,12 persen bila dibandingkan dengan tahun 2016 yakni pada tahun 2016 sebesar 5,23 persen, sedangkan tahun 2017 sebesar 5,11 persen.

Kepala BPS Jember Indriya Purwaningsih, Kamis, mengatakan perekonomian Jember tahun 2017 yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp67, 4 juta, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp48,9 juta.

"Dari tahun ke tahun, peranan terbesar ekonomi Jember didominasi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan peternakan," katanya di Jember.

Tahun 2017, lanjut dia, peranan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan peternakan sebesar 29, 05 persen, diikuti lapangan usaha industri pengolahan sebesar 19, 88 persen dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,35 persen.

"Penurunan pertumbuhan ekonomi Jember 2017 terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan peternakan sebesar 1,14 persen. Kondisi ini terutama dikarenakan menurunnya pertumbuhan subkategori pertanian, peternakan, kemudian perburuan dan jasa pertanian dari 2016 sebesar 3,21 persen menjadi sebesar 1,80 persen pada tahun 2017," tuturnya.

Menurutnya struktur perekonomian Jember menurut lapangan usaha tahun 2017 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian, kehutanan dan peternakan sebesar 29,05 persen, industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 19,88 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,35 persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, lanjut dia, lapangan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 7,75 persen dan diikuti lapangan usaha konstruksi sebesar 7,59 persen serta jasa perusahaan sebesar 6,59 persen.

"Ekonomi Jember tahun 2017 turun 0,12 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini terutama didukung oleh kinerja lapangan Usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 5,60 persen diikuti informasi dan komunikasi sebesar 5,55 persen, kemudian administrasi, pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 5,54 persen," ujarnya.

Berdasarkan PDRB menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jember pada tahun 2017 bila dibandingkan tahun 2016 tumbuh melambat dari 5,23 persen menjadi 5,11 persen dan semua komponen PDRB menurut pengeluaran mengalami akselerasi.

Indriya menjelaskan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pembentukan Modal tetap Bruto  (PMTB) 5,66 persen, disusul pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,63 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,79 persen, dan pengeluran konsumsi LNPRT sebesar 1,29 persen. 

Tingginya pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh peningkatan belanja pegawai yaitu pembayaran gaji pokok dan tunjangan ke-14, belanja barang dan belanja barang sosial baik APBN maupun APBD. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi rumah vtangga dan LNPRT dipengaruhi konsumsi pada bulan Ramadan dan Lebaran.

Struktur PDRB Jember menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2017 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga yang mencapai lebih dari separuh PDRB Jember (66,53persen), komponen lain yang memiliki peranan besar terhadap PDRB Jember berturut-turut adalah PMTB (17.89persen) dan pengeluaran konsumsi pemerintah (5,26 persen),(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018