Surabaya (Antaranews Jatim) - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi massa berbasis Islam terbesar di Indonesia perlu membuat forum untuk menjembatani masalah yang menimpa Ustadz Abdul Somad, kata seorang politikus.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyebut harus ada wadah yang bisa menjembatani Ustadz Abdul Somad untuk mengklarafikasi persoalan yang dihadapinya dengan masyarakat.
"Kalau dulu Ustadz Somad pernah mengklarifikasi permasalahannya bersama pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Cak Imin, sapaan akrabnya, mengungkapkan, dalam pembahasan tersebut Ustadz Somad menyatakan pandangannya tentang kebhinakaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila pada prinsipnya masih sama dengan yang digagas oleh para pendiri bangsa Indonesia.
"Anggapan masyarakat yang menuding dirinya seolah berhaluan Hizbut Tahrir Indonesia dibantahnya," ucap politikus yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu.
Sampai sekarang Ustadz Somad masih merasa aktivitasnya sebagai pendakwah masih terancam sehingga harus membatalkan sejumlah agenda yang telah terjadwal di sejumlah daerah, seperti di Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah harus dibatalkan demi keselamatannya.
Menurut Cak Imin ancaman itu masih dirasa karena apa yang telah diklarifikasi Ustadz Somad bersama pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat dulu belum tersampaikan kepada masyarakat.
"Maka perlu forum dialog untuk mengklarifikasi agar yang dulu pernah diungkapkan Ustadz Somad kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat bisa sampai kepada masyarakat. Saya pikir organisasi massa seperti Nahdlatul Ulama bisa menjembatinya," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyebut harus ada wadah yang bisa menjembatani Ustadz Abdul Somad untuk mengklarafikasi persoalan yang dihadapinya dengan masyarakat.
"Kalau dulu Ustadz Somad pernah mengklarifikasi permasalahannya bersama pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Cak Imin, sapaan akrabnya, mengungkapkan, dalam pembahasan tersebut Ustadz Somad menyatakan pandangannya tentang kebhinakaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila pada prinsipnya masih sama dengan yang digagas oleh para pendiri bangsa Indonesia.
"Anggapan masyarakat yang menuding dirinya seolah berhaluan Hizbut Tahrir Indonesia dibantahnya," ucap politikus yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu.
Sampai sekarang Ustadz Somad masih merasa aktivitasnya sebagai pendakwah masih terancam sehingga harus membatalkan sejumlah agenda yang telah terjadwal di sejumlah daerah, seperti di Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah harus dibatalkan demi keselamatannya.
Menurut Cak Imin ancaman itu masih dirasa karena apa yang telah diklarifikasi Ustadz Somad bersama pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat dulu belum tersampaikan kepada masyarakat.
"Maka perlu forum dialog untuk mengklarifikasi agar yang dulu pernah diungkapkan Ustadz Somad kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat bisa sampai kepada masyarakat. Saya pikir organisasi massa seperti Nahdlatul Ulama bisa menjembatinya," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018