Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Seorang penambang pasir Bengawan Solo purba di Desa Tebon,Kecamatan Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Sumani (30) asal Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, meninggal dunia akibat tertimbun longsor, Selasa.
Camat Padangan, Bojonegoro Sugeng Firmanto di Bojonegoro, menjelaskan penambangan pasir Bengawan Solo purba di darat di wilayahnya itu mengalami longsor sekitar pukul 11.30 WIB.
Sebelumnya, Sumani bersama teman kerjanya Saridi (25), juga warga Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, bekerja menggali pasir dengan cangkul juga sekrop.
Keduanya melakukan penggalian pasir di atas tanah milik Warjan, Kepala Dusun Tinggang, Kecamatan Ngraho, yang lokasi tanahnya di Desa Tebon.
"Penambangan pasir dilakukan secara manual dengan memanfaatkan cangkul dan sekrop," kata seorang petugas Satpol PP Kecamatan Ngraho, Edy Prasetyo menambahkan.
Saat longsor, lanjut dia, Sumani tidak berhasil menyelamatkan diri, sehingga tertimbun pasir bercampur tanah. Sedangkan rekan kerjanya Saridi berhasil menyelamatkan diri yang kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak desa juga Polsek Padangan.
Ia menambahkan korban berhasil dievakuasi dengan memanfaatkan alat berat ekskavator karena medan di lokasi penambangan pasir sulit.
"Korban berhasil dievakuasi sudah dalam keadaan meninggal dunia pukul 17.15 WIB dengan memanfaatkan ekskavator. Saat ini korban di bawah ke Rumah Sakit (RS) Padangan untuk memperoleh visum," ucapnya.
Menjawab pertanyaan, Edy Prasetyo juga petugas Satpol PP Kecamatan Ngraho, Yono mengaku tidak tahu pasti penjualan pasir dari hasil pengalian di penambangan setempat.
"Kami tidak menanyakan soal penjualan pasirnya," ucap Yono.
Sebelum itu, Satpol PP Pemkab juga pernah menutup dua lokasi penambangan pasir Bengawan Solo purba di Desa Sambeng, Kecamatan Kasiman, dengan memanfaatkan alat berat ekskavator, mengakibatkan lingkungan setempat rusak pada Februari lalu.
Selain itu, pemkab juga menertibkan penambangan pasir bermesin di perairan Bengawan Solo di wilayah barat, mulai Kecamatan Ngraho, Padangan, juga Kalitidu, karena juga merusak lingkungan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Camat Padangan, Bojonegoro Sugeng Firmanto di Bojonegoro, menjelaskan penambangan pasir Bengawan Solo purba di darat di wilayahnya itu mengalami longsor sekitar pukul 11.30 WIB.
Sebelumnya, Sumani bersama teman kerjanya Saridi (25), juga warga Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, bekerja menggali pasir dengan cangkul juga sekrop.
Keduanya melakukan penggalian pasir di atas tanah milik Warjan, Kepala Dusun Tinggang, Kecamatan Ngraho, yang lokasi tanahnya di Desa Tebon.
"Penambangan pasir dilakukan secara manual dengan memanfaatkan cangkul dan sekrop," kata seorang petugas Satpol PP Kecamatan Ngraho, Edy Prasetyo menambahkan.
Saat longsor, lanjut dia, Sumani tidak berhasil menyelamatkan diri, sehingga tertimbun pasir bercampur tanah. Sedangkan rekan kerjanya Saridi berhasil menyelamatkan diri yang kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak desa juga Polsek Padangan.
Ia menambahkan korban berhasil dievakuasi dengan memanfaatkan alat berat ekskavator karena medan di lokasi penambangan pasir sulit.
"Korban berhasil dievakuasi sudah dalam keadaan meninggal dunia pukul 17.15 WIB dengan memanfaatkan ekskavator. Saat ini korban di bawah ke Rumah Sakit (RS) Padangan untuk memperoleh visum," ucapnya.
Menjawab pertanyaan, Edy Prasetyo juga petugas Satpol PP Kecamatan Ngraho, Yono mengaku tidak tahu pasti penjualan pasir dari hasil pengalian di penambangan setempat.
"Kami tidak menanyakan soal penjualan pasirnya," ucap Yono.
Sebelum itu, Satpol PP Pemkab juga pernah menutup dua lokasi penambangan pasir Bengawan Solo purba di Desa Sambeng, Kecamatan Kasiman, dengan memanfaatkan alat berat ekskavator, mengakibatkan lingkungan setempat rusak pada Februari lalu.
Selain itu, pemkab juga menertibkan penambangan pasir bermesin di perairan Bengawan Solo di wilayah barat, mulai Kecamatan Ngraho, Padangan, juga Kalitidu, karena juga merusak lingkungan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018