Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan memiliki alokasi anggaran Rp200 juta untuk pengadaan air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan di musim kemarau.

"Alokasi anggaran Rp200 juta saya kira cukup untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga yang daerahnya mengalami kekeringan selama kemarau," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Selasa.

BPBD, menurut dia, dalam pengadaan air bersih untuk didistribusikan kepada warga dengan memanfaatkan air PDAM. Biaya untuk pengadaan air bersih juga yang lainnya Rp400 ribu/tangki.

Dengan demikian, ia memperkirakan alokasi anggaran Rp200 juta dari APBD 2018 bisa dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih sebanyak 500 truk tangki (6.000 liter/tangki).

"Kami tidak tahu tahun lalu jumlah tangki air bersih yang didistribusikan kepada warga. Sebab, tahun lalu pengadaan air bersih ditangani dinas sosial (dinsos)," ujarnya.

Sampai saat ini, lanjut dia, sedikitnya 671  kepala keluarga (KK) di enam desa di Kecamatan Ngasem, Ngraho, Sumberrejo, Sukosewu, dan Temayang, yang mengalami kesulitan air bersih.

"Tidak semua desa melaporkan daftar jumlah warga yang kesulitan air bersih. Seperti Desa Tlogohaji, Kecamatan Sumberrejo, hanya melaporkan secara tertulis  warga yang kesulitan air bersih di empat dusun," ucapnya.

Pihaknya juga baru saja menerima laporan melalui telepon dari pihak Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon dan Desa Gamongan, Kecamatan Tambakrejo, yang  juga meminta pasokan air bersih.

Sesuai prosedur, pihak desa dalam pengajuan permintaan air bersih tetap harus dilakukan secara tertulis yang disampaikan kepada BPBD.

Ia menambahkan BPBD dalam mendistribusikan air bersih dengan memanfaatkan dua truk tangki air yang kapasitasnya masing-masing 6.000 liter dengan jumlah 4 rit per harinya.

"Pola pendistribusian air kita lakukan dengan cara bergilir. Desa yang sudah memperoleh pasokan dalam waktu tertentu kembali kita pasok air bersih," ucap Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono menambahkan.

Sesuai pemetaan BPBD menyebutkan sebanyak 10.626 KK (33.923 jiwa) di 26 desa yang tersebar di Kecamatan Temayang, Ngambon, Kasiman, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tambakrejo, Kepohbaru dan Ngraho, rawan mengalami kekeringan. (*)


 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018