Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Boma Bisma Indra (Persero) atau BBI menggandeng PT Equiti Manajemen Teknologi (Equitek) dan Doosan Infracore Co. Ltd untuk mengembangkan kembali pabrik mesin diesel yang ada Indonesia.
Direktur Utama BBI, Rahman Sadikin, Senin mengatakan, pihaknya akan melakukan survei pasar untuk melihat sasaran yang tepat sebelum proyek pembangunan pabrik berjalan.
"Sebelum ada proyek atau order, bikin market survei dulu. Sekarang kan ada program tol laut, mungkin itu sasaran kita dulu, karena kami ingin dukung pemerintah dalam memperkuat sisi 'engine' dalam program tol laut," katanya di Surabaya.
Ia megemukakan, saat ini pasar mesin diesel untuk kapal yang bisa digarap yakni mulai dari kapal yang berkapasitas 300 GT sampai 500 GT, baik kapal angkut barang maupun kapal penumpang.
"Sedangkan kapasitas mesin diesel yang ingin diproduksi yakni bervariasi dari yang terkecil 180 Horse Power (HP) sampai ribuan HP, baik untuk sektor kelautan, alat berat, pertanian hingga pembangkit listrik," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin menyasar pasar "small size engine", "mediun size engine", sampai untuk "large size engine" mengingat perusahaan sudah besar dan bisa bekerja untuk semua kelas.
Menurutnya, dipilihnya Doosan sebagai mitra untuk mengembangkan produksi mesin diesel ini karena Doosan yang berbasis di Korea Selatan memiliki pengalaman dalam memproduksi mesin secara massal.
"Pihak Doosan juga mau mentransfer teknologi untuk kami hingga 100 persen. Bahkan rencanannya nanti kami bisa mengirimkan engineer kami untuk belajar ke Korea, belajar desain dan teknologi," katanya.
Sementara itu, Executive VP Doosan, Joon Ho Yoo menambahkan dengan mendirikan perusahaan di Surabaya, diharapakan Doosan juga dapat mengamankan salah satu konsumen terbesar dunia untuk kebutuhan mesin kapal, pembangkit, pertanian.
"Dalam jangka panjang, kami berupaya membangun pabrik mesin di Indonesia. Kami akan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis mesin dan menghasilkan keuntungan di pasar Negara berkembang seperti Indonesia ini," katanya.
Di sisi lain, CEO Equitek, Rudy Setyopurnomo menambahkan, sudah saatnya industri mesin diesel bangun karena sudah sekian lama tidak memproduksi mesin dengan jumlah banyak.
"BBI sendiri merupakan BUMN yang sudah lama memproduksi mesin ini, diharapkan dengan kerja sama Equitek dan Doosen, industri permesinan Indonesia bisa semakin maju. Kami bawa Doosen ke sini agar investasinya masuk, termasuk mindahin pabrik. Jadi semua nanti pabriknya di BBI Surabaya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Direktur Utama BBI, Rahman Sadikin, Senin mengatakan, pihaknya akan melakukan survei pasar untuk melihat sasaran yang tepat sebelum proyek pembangunan pabrik berjalan.
"Sebelum ada proyek atau order, bikin market survei dulu. Sekarang kan ada program tol laut, mungkin itu sasaran kita dulu, karena kami ingin dukung pemerintah dalam memperkuat sisi 'engine' dalam program tol laut," katanya di Surabaya.
Ia megemukakan, saat ini pasar mesin diesel untuk kapal yang bisa digarap yakni mulai dari kapal yang berkapasitas 300 GT sampai 500 GT, baik kapal angkut barang maupun kapal penumpang.
"Sedangkan kapasitas mesin diesel yang ingin diproduksi yakni bervariasi dari yang terkecil 180 Horse Power (HP) sampai ribuan HP, baik untuk sektor kelautan, alat berat, pertanian hingga pembangkit listrik," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin menyasar pasar "small size engine", "mediun size engine", sampai untuk "large size engine" mengingat perusahaan sudah besar dan bisa bekerja untuk semua kelas.
Menurutnya, dipilihnya Doosan sebagai mitra untuk mengembangkan produksi mesin diesel ini karena Doosan yang berbasis di Korea Selatan memiliki pengalaman dalam memproduksi mesin secara massal.
"Pihak Doosan juga mau mentransfer teknologi untuk kami hingga 100 persen. Bahkan rencanannya nanti kami bisa mengirimkan engineer kami untuk belajar ke Korea, belajar desain dan teknologi," katanya.
Sementara itu, Executive VP Doosan, Joon Ho Yoo menambahkan dengan mendirikan perusahaan di Surabaya, diharapakan Doosan juga dapat mengamankan salah satu konsumen terbesar dunia untuk kebutuhan mesin kapal, pembangkit, pertanian.
"Dalam jangka panjang, kami berupaya membangun pabrik mesin di Indonesia. Kami akan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis mesin dan menghasilkan keuntungan di pasar Negara berkembang seperti Indonesia ini," katanya.
Di sisi lain, CEO Equitek, Rudy Setyopurnomo menambahkan, sudah saatnya industri mesin diesel bangun karena sudah sekian lama tidak memproduksi mesin dengan jumlah banyak.
"BBI sendiri merupakan BUMN yang sudah lama memproduksi mesin ini, diharapkan dengan kerja sama Equitek dan Doosen, industri permesinan Indonesia bisa semakin maju. Kami bawa Doosen ke sini agar investasinya masuk, termasuk mindahin pabrik. Jadi semua nanti pabriknya di BBI Surabaya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018