Jember (Antaranews Jatim) - Pusat penelitian kopi dan kakao (Puslit Koka) Indonesia mendorong petani untuk meningkatkan agribisnis kopi dan kakao dari hulu hingga hilir sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Lembaga riset hanya menghasilkan teknologi, kemudian ditawarkan kepada 'stakeholder' untuk digunakan untuk meninmgkatkan produktivitas kopi dan kakao di wilayah masing-masing," kata staf khusus Direktur Puslit Koka yang juga Manajer Edukasi Wisata Puslit Koka Indonesia Agus Budi Santoso di Jember.
Menurutnya Puslit Koka juga menghasilkan teknologi pascapanen baik kopi maupun kakao karena selama ini industri kedua komoditas tersebut masih kecil di Indonesia, padahal nilai tambah dari agroindustri tersebut cukup besar.
"Untuk itu, kami dorong agar petani meningkatkan agribisnisnya dengan tidak hanya menghasilkan biji kopi atau kakao, namun menghasilkan olahannya dan kami sudah menyiapkan teknologi pengolahan kedua komoditas itu dari hulu hingga hilir," tuturnya.
Puslitkoka yang sudah berdiri selama 107 tahun di Kabupaten Jember itu telah memproduksi banyak teknologi dan penelitian untuk mendukung sektor kopi dan kakao, mulai dari penetapan lokasi pengembangan kopi dan kakao, persiapan lahan, bahan tanam unggul, pemeliharaan, hingga teknologi pengolahan.
"Hasil olahan kopi dan kakao yang dikelola Puslit Koka masih belum bisa diekspor karena produksinya masih sedikit akibat lahan percobaan yang terbatas, namun sejumlah konsumen dari berbagai daerah luar Jember rutin melakukan pemesanan produk Puslit Koka itu," katanya.
Selain menghasilkan teknologi melalui penelitian, lanjut dia, pihak Puslit Koka Indonesia juga mengembangkan edukasi wisata melalui Taman Sains dan Teknologi Kopi dan Kakao Indonesia atau "Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP)" yang diresmikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) pada 2016.
"Total area yang dimiliki Puslit Koka Indonesia sekitar 380 hektare yang terbagi di tiga daerah yakni Kabupaten Jember, Malang, dan Bondowoso, namun edukasi wisata hanya di Kabupaten Jember," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Lembaga riset hanya menghasilkan teknologi, kemudian ditawarkan kepada 'stakeholder' untuk digunakan untuk meninmgkatkan produktivitas kopi dan kakao di wilayah masing-masing," kata staf khusus Direktur Puslit Koka yang juga Manajer Edukasi Wisata Puslit Koka Indonesia Agus Budi Santoso di Jember.
Menurutnya Puslit Koka juga menghasilkan teknologi pascapanen baik kopi maupun kakao karena selama ini industri kedua komoditas tersebut masih kecil di Indonesia, padahal nilai tambah dari agroindustri tersebut cukup besar.
"Untuk itu, kami dorong agar petani meningkatkan agribisnisnya dengan tidak hanya menghasilkan biji kopi atau kakao, namun menghasilkan olahannya dan kami sudah menyiapkan teknologi pengolahan kedua komoditas itu dari hulu hingga hilir," tuturnya.
Puslitkoka yang sudah berdiri selama 107 tahun di Kabupaten Jember itu telah memproduksi banyak teknologi dan penelitian untuk mendukung sektor kopi dan kakao, mulai dari penetapan lokasi pengembangan kopi dan kakao, persiapan lahan, bahan tanam unggul, pemeliharaan, hingga teknologi pengolahan.
"Hasil olahan kopi dan kakao yang dikelola Puslit Koka masih belum bisa diekspor karena produksinya masih sedikit akibat lahan percobaan yang terbatas, namun sejumlah konsumen dari berbagai daerah luar Jember rutin melakukan pemesanan produk Puslit Koka itu," katanya.
Selain menghasilkan teknologi melalui penelitian, lanjut dia, pihak Puslit Koka Indonesia juga mengembangkan edukasi wisata melalui Taman Sains dan Teknologi Kopi dan Kakao Indonesia atau "Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP)" yang diresmikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) pada 2016.
"Total area yang dimiliki Puslit Koka Indonesia sekitar 380 hektare yang terbagi di tiga daerah yakni Kabupaten Jember, Malang, dan Bondowoso, namun edukasi wisata hanya di Kabupaten Jember," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018