Sudah menjadi langganan, setiap bulan Agustus, kampung kita penuh semarak. Pagar rumah, tiang bendera, dan dudukan tiang bendera dicat ulang dengan warna senada di tiap-tiap wilayah rukun tetangga (RT).
Selain bendera merah putih, pada momen "Agustusan" tersebut, banyak pula berkibar umbul-umbul dengan aneka warna yang meriah.
Ditambah lagi, lampu kerlap-kerlip yang menyala terang saat malam hari. Juga aneka hiasaan lainnya yang menjadi kreativitas masing-masing warga untuk menyemarakkan peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI. Seperti lampion, patung bernuansa perjuangan, balon warna merah putih, dan lainnya.
Suasana yang sama pula terlihat di kantor-kantor pemerintahan, kantor swasta, dan sekolah-sekolah di seluruh tanah air.
Dari segi kegiatan, sudah jadi kebiasaan pula, aneka permainan lomba digelar di tiap RT, instansi, sekolah, maupun semua kalangan masyarakat saat Agustus.
Mulai dari lomba makan kerupuk, balap karung, bakiak, menggiring balon, membawa kelereng menggunakan sendok, pukul air, lomba tampah, hingga panjat pinang.
Semuanya penuh keceriaan, kebersamaan, dan suka cita atas peringatan kemerdekaan yang telah berhasil diraih oleh para pejuang pendahulu kita.
Namun, terlepas dari semua hal itu, apakah makna peringatan hari merdeka Repubblik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya sebatas dari lomba ataupun memasang bendera merah putih di depan rumah. Tentunya, tidak.
Justru, saat momen seperti ini, waktunya kita mengisi ulang rasa nasionalis kita. Rasa cinta kita terhadap Bangsa Indonesia, dan rasa bangga kita menjadi warga negara Indonesa. Yakni bangsa yang kaya akan budaya dan suku. Bangsa yang penuh perbedaan, namun justru hal beda itu menjadi motif yang unik dan tiada duanya di dunia.
Agustusan hendaknya menjadi momen untuk memupuk ulang semangat nasionalis kita sebagai warga negara yang bertoleransi, berani menolak perpecahan, dan menghargai perbedaan.
Saat ini pula, menjadi waktu yang tepat untuk mengisi ulang energi kita tentang persatuan bangsa dan nilai-nilai Pancasila untuk kemudian mengamalkannya secara sungguh-sungguh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari.
Menjadi waktu yang tepat pula untuk mengulas ulang bahwa hari merdeka tidak hanya sebatas lomba, pemasangan bendera, dan lampion. Melainkan, momen pemikiran dan kesadaran diri yang lebih dalam bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan kita menjadi bagian yang unik di dalamnya. Tugas besar kita untuk mengisinya serta menjadikan Indonesia menjadi lebih besar dan maju tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur kebudayaan.
Melihat dari tema HUT Ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI yang diusung pemerintah tentang kerja dan energi, hendaknya semakin memberikan dorongan yang poitif bagi kita untuk terus bekerja, berikhtiar, dan berjuang dalam mengejar prestasi bangsa.
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku, Dirgahayu dan Jayalah terus selamanya...!
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Selain bendera merah putih, pada momen "Agustusan" tersebut, banyak pula berkibar umbul-umbul dengan aneka warna yang meriah.
Ditambah lagi, lampu kerlap-kerlip yang menyala terang saat malam hari. Juga aneka hiasaan lainnya yang menjadi kreativitas masing-masing warga untuk menyemarakkan peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI. Seperti lampion, patung bernuansa perjuangan, balon warna merah putih, dan lainnya.
Suasana yang sama pula terlihat di kantor-kantor pemerintahan, kantor swasta, dan sekolah-sekolah di seluruh tanah air.
Dari segi kegiatan, sudah jadi kebiasaan pula, aneka permainan lomba digelar di tiap RT, instansi, sekolah, maupun semua kalangan masyarakat saat Agustus.
Mulai dari lomba makan kerupuk, balap karung, bakiak, menggiring balon, membawa kelereng menggunakan sendok, pukul air, lomba tampah, hingga panjat pinang.
Semuanya penuh keceriaan, kebersamaan, dan suka cita atas peringatan kemerdekaan yang telah berhasil diraih oleh para pejuang pendahulu kita.
Namun, terlepas dari semua hal itu, apakah makna peringatan hari merdeka Repubblik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya sebatas dari lomba ataupun memasang bendera merah putih di depan rumah. Tentunya, tidak.
Justru, saat momen seperti ini, waktunya kita mengisi ulang rasa nasionalis kita. Rasa cinta kita terhadap Bangsa Indonesia, dan rasa bangga kita menjadi warga negara Indonesa. Yakni bangsa yang kaya akan budaya dan suku. Bangsa yang penuh perbedaan, namun justru hal beda itu menjadi motif yang unik dan tiada duanya di dunia.
Agustusan hendaknya menjadi momen untuk memupuk ulang semangat nasionalis kita sebagai warga negara yang bertoleransi, berani menolak perpecahan, dan menghargai perbedaan.
Saat ini pula, menjadi waktu yang tepat untuk mengisi ulang energi kita tentang persatuan bangsa dan nilai-nilai Pancasila untuk kemudian mengamalkannya secara sungguh-sungguh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari.
Menjadi waktu yang tepat pula untuk mengulas ulang bahwa hari merdeka tidak hanya sebatas lomba, pemasangan bendera, dan lampion. Melainkan, momen pemikiran dan kesadaran diri yang lebih dalam bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan kita menjadi bagian yang unik di dalamnya. Tugas besar kita untuk mengisinya serta menjadikan Indonesia menjadi lebih besar dan maju tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur kebudayaan.
Melihat dari tema HUT Ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI yang diusung pemerintah tentang kerja dan energi, hendaknya semakin memberikan dorongan yang poitif bagi kita untuk terus bekerja, berikhtiar, dan berjuang dalam mengejar prestasi bangsa.
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku, Dirgahayu dan Jayalah terus selamanya...!
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018