Surabaya (Antaranews Jatim) - Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) menyumbang Rp235 juta yang diserahkan melalui Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Surabaya, Kamis untuk disalurkan ke korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua Yarsis Prof Mohammad Nuh di sela penyerahan donasi mengatakan sumbangan itu dilakukan atas ketergerakan sosial Yarsis begitu mendengar ada musibah gempa di Lombok, NTB.
"Setelah itu saya instruksikan memberikan bantuan sosial untuk saudara-saudara kita di Lombok. Kami juga berangkatkan tim dokter, di samping mengumpulkan donasi dari masyarakat, yakni dari rumah sakit dan mahasiswa kami sebesar Rp235 juta," ujarnya.
Nuh berharap angka tersebut bisa bertambah lagi untuk kembali disalurkan ke Lombok.
"PWNU punya program yang bagus seperti membenahi kerusakan di kewilayahan mulai dari insfrastuktur sampai bikin sumur bor. Kami akan mencari dana lain untuk membenahi sekolah yang rusak di sana," katanya.
Sementara Ketua Unusa Peduli, Moh Ghofirin mengungkapkan, sebelum penyerahan bantuan ini, Unusa sudah terlebih memberangkatkan relawan dan tim pioner untuk mengidentifikasi kebutuhan di lokasi bencana. Tim pioner Unusa Peduli yang ditunjuk oleh PWNU Jatim bertugas memetakan lokasi bencana, khususnya di bidang kesehatan.
Sedangkan tim relawan Unusa yang berangkat ke lokasi Bencana Gempa Lombok NTB merupakan mahasiswa Unusa yang tergabung dalam komunitas Mahasiswa Siaga Bencana (Magana) yang berafiliasi ke Sosial Emergency Respons Nahdlatul Ulama (SERNU) PWNU Jatim.
"Kami mengapresiasi atas keberanian mahasiswa Unusa yang tergabung di Magana Unusa, mereka telah ikut berkontribusi dalam penanganan bencana gempa Lombok. Dirinya juga berterima kasih kepada seluruh donatur yang telah memberikan bantuan korban gempa lombok," ujar pria yang sekaligus menjadi Koordinator Tim Kesehatan Relawan Kemanusiaan PWNU Jatim ini.
Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan dengan tambahan Rp235 juta dari Yarsis, sejauh ini sudah terkumpul dana bantuan sebesar Rp900 juta.
"Saya juga instruksi ke masjid-masjid NU yang ada di Jatim untuk mengumpulkan waktu shalat Jumat. Insya Allah bisa ratusan juta," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ketua Yarsis Prof Mohammad Nuh di sela penyerahan donasi mengatakan sumbangan itu dilakukan atas ketergerakan sosial Yarsis begitu mendengar ada musibah gempa di Lombok, NTB.
"Setelah itu saya instruksikan memberikan bantuan sosial untuk saudara-saudara kita di Lombok. Kami juga berangkatkan tim dokter, di samping mengumpulkan donasi dari masyarakat, yakni dari rumah sakit dan mahasiswa kami sebesar Rp235 juta," ujarnya.
Nuh berharap angka tersebut bisa bertambah lagi untuk kembali disalurkan ke Lombok.
"PWNU punya program yang bagus seperti membenahi kerusakan di kewilayahan mulai dari insfrastuktur sampai bikin sumur bor. Kami akan mencari dana lain untuk membenahi sekolah yang rusak di sana," katanya.
Sementara Ketua Unusa Peduli, Moh Ghofirin mengungkapkan, sebelum penyerahan bantuan ini, Unusa sudah terlebih memberangkatkan relawan dan tim pioner untuk mengidentifikasi kebutuhan di lokasi bencana. Tim pioner Unusa Peduli yang ditunjuk oleh PWNU Jatim bertugas memetakan lokasi bencana, khususnya di bidang kesehatan.
Sedangkan tim relawan Unusa yang berangkat ke lokasi Bencana Gempa Lombok NTB merupakan mahasiswa Unusa yang tergabung dalam komunitas Mahasiswa Siaga Bencana (Magana) yang berafiliasi ke Sosial Emergency Respons Nahdlatul Ulama (SERNU) PWNU Jatim.
"Kami mengapresiasi atas keberanian mahasiswa Unusa yang tergabung di Magana Unusa, mereka telah ikut berkontribusi dalam penanganan bencana gempa Lombok. Dirinya juga berterima kasih kepada seluruh donatur yang telah memberikan bantuan korban gempa lombok," ujar pria yang sekaligus menjadi Koordinator Tim Kesehatan Relawan Kemanusiaan PWNU Jatim ini.
Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan dengan tambahan Rp235 juta dari Yarsis, sejauh ini sudah terkumpul dana bantuan sebesar Rp900 juta.
"Saya juga instruksi ke masjid-masjid NU yang ada di Jatim untuk mengumpulkan waktu shalat Jumat. Insya Allah bisa ratusan juta," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018