Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meminta para aparatur sipil negara di daerah itu tidak mudah percaya dengan janji seseorang yang bisa membantu mempromosikan seorang ASN di jabatan tertentu.

"Sudah jelas bahwa sejak awal manajemen birokrasi di Banyuwangi dibangun berbasis prestasi. Jadi saya tegaskan sekali lagi kepada seluruh jajaran aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat, jangan percaya bila ada orang yang mengatakan bisa membantu promosi jabatan di Banyuwangi. Hasilnya Anda akan kecewa karena itu pasti penipuan,” kata Sekretaris Daerah Pemkab Banyuwangi Djajat Sudrajat di Banyuwangi, Sabtu.

Pemkab Banyuwangi merespons cepat pengakuan sepihak dari seorang pelaku percobaan pembunuhan dan perampokan terhadap Lurah Penataban yang menyatakan bahwa uang yang dirampok tersebut akan diserahkan ke seorang tokoh masyarakat sebagai jalan untuk melancarkan promosi jabatan sang lurah.

Djajat mengatakan, saat ini tim Inspektorat sebagai pengawas internal sedang bergerak melakukan penelusuran terhadap pengakuan sepihak dari tersangka kasus percobaan pembunuhan dan perampokan tersebut.

"Sebenarnya garisnya jelas, yaitu tidak ada promosi jabatan berdasarkan kompensasi tertentu, tapi jika ada oknum ASN yang ikut menjanjikan sesuatu kepada pihak-pihak tertentu, akan langsung ditindak sesuai disiplin ASN. Sanksi-nya bisa pidana. Silakan laporkan," kata Djajat.

Seperti diketahui, Lurah Penataban, Banyuwangi, Wilujeng Esti, mengalami percobaan pembunuhan dan perampokan oleh seorang bernama Agus Siswanto yang merupakan teman korban sendiri. Menurut pengakuan Agus, Wilujeng akan mengantarkan uang ke seorang tokoh masyarakat yang menjanjikan bisa membantu promosi jabatan. Namun, di tengah jalan, Agus yang menemani Wilujeng lalu mencoba membunuh sang lurah dan mengambil uang itu.

Agus kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku merupakan seorang residivis yang pernah divonis bersalah karena kasus penipuan pada 2015.

Djajat menambahkan, dari pengakuan sepihak tersebut, sebaiknya semua mengambil pelajaran bahwa tak akan mungkin bisa promosi jabatan dilakukan berdasarkan kompensasi tertentu, apalagi sampai mencatut nama tokoh masyarakat.

"Jadi jangan tertipu. Ini kan ada tokoh masyarakat, dicatut namanya oleh seseorang, lalu nama tokoh itu dijual ke lurah. Ya pasti tidak akan bisa karena birokrasi ini manajemen berbasis prestasi," ujarnya.

Ia menjelaskan, salah satu contoh konkrit manajemen berbasis prestasi itu dilakukan dengan mempercayakan sejumlah ASN muda berprestasi untuk memegang jabatan penting. Misalnya, pentolan Dinas Pariwisata yang berusia muda diberi kepercayaan penuh karena berhasil membangun wisata dengan sangat baik hingga level internasional.

Demikian pula ASN tergolong muda menjadi pentolan Dinas Perhubungan karena bekerja keras mewujudkan beragam rute penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan kini disiapkan rute internasional. Di Bappeda, geraknya didominasi anak muda yang melahirkan sistem e-government dan e-planning yang menyabet penghargaan Bappenas. 

Di Dinas Pekerjaan Umum, katanya, sejumlah kepala bidangnya berusia muda dengan target pengerjaan infastruktur yang terukur setiap tahunnya.

"Masih banyak contoh promosi ASN yang memang basisnya kinerja. Meski dia muda, diberi kepercayaan penuh. Syaratnya cuma dua, yaitu mampu dan mau bekerja," kata Djajat.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018