Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Lembaga internasional dari Singapura John Wiley & Sons menyiapkan langkah untuk membantu pengembangan program "Smart Kampung" di Kabupaten Banyuwangi. Fasilitasi pendampingan tersebut dilakukan setelah Banyuwangi ditetapkan pemerintah Indonesia untuk masuk dalam "ASEAN Smart Cities Network" yang forumnya digelar di Singapura, Mei 2018.

"Kami tertarik mendukung Banyuwangi karena kabupaten ini concern untuk meningkatkan kapasitas kawasan perdesaan," kata Direktur untuk kawasan Asia John Wiley & Sons, Tan Chord Meng, saat mengunjungi Banyuwangi, Kamis (2/8).

Awal pekan lalu, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar juga datang ke Banyuwangi, dan menyatakan siap membantu pengembangan "Smart Kampung".

Chor Meng mengatakan, konsep “smart” di sebuah daerah memiliki aspek luas, di mana digitalisasi dilakukan di berbagai bidang untuk mempercepat layanan pemerintahan, kesehatan, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Konsep "Smart Kampung" Banyuwangi pun mengakomodasi semua aspek tersebut.

"Kami melihat ada kesamaan goals antara kami dan Banyuwangi, yakni sama-sama punya keinginan untuk membantu masyarakat mencapai kesuksesannya melalui pengembangan skill dan pengetahuannya. Ini yang membuat kami ingin membantu Banyuwangi," katanya.

Chor Meng menjelaskan, selama ini pihaknya telah berpengalaman dalam pengembangan pendidikan berbasis digital. Khususnya dalam menjembatani kesenjangan pendidikan di perkotaan dan pedesaan.

Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik kehadiran lembaga internasional yang akan mendukung program Smart Kampung.

"Kami ingin program Smart Kampung memberikan dampak positif yang semakin besar. Adanya pendampingan dari negara yang telah maju program digitalisasinya, seperti Singapura, pasti memberikan wawasan baru bagi kami," ujar Anas.

"Smart Kampung" sendiri adalah program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Desa didesain memiliki program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan teknologi informasi, kegiatan ekonomi produktif, ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.

"Bukan sekadar tergantung pada transformasi teknologi, tapi yang lebih penting adalah upaya mendorong pengembangan kampung-kampung menjadi lebih baik," kata Anas.

Smart Kampung telah membuat desa secara bertahap menjadi sentra pelayanan publik yang bisa diandalkan. Sejak diluncurkan pada Mei 2016 oleh Menkominfo Rudiantara, kini telah ada 167 desa yang teraliri internet berbasis serat optik (fiber optic) dari total 189 desa di Banyuwangi. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018