Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan restrukturisasi terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) mengingat saat ini banyak petani yang mengolah hasil pertaniannya hingga pada proses industri primer dan sekunder.

"Harus ada restrukturisasi pada NTP," ujarnya di sela sosialisasi Taman Teknologi Pertanian (TTP) Plus Gresik untuk meningkatkan Agribisnis Buah-Buahan di Jatim, di Surabaya, Senin.

Menurut dia, restrukturisasi ini penting dilakukan karena berdasarkan data BPS per Juni 2018 yang hanya menilai NTP dari proses "on farm", saat ini posisi NTP petani berada di angka 105,50.

Artinya, kata dia, pendapatan petani masih dianggap rendah sehingga kepada BPS diharapkan harus melakukan rekonstruksi baru tentang NTP.

"Sebab dengan indikasi NTP yang seperti itu maka diasumsikan menjadi petani itu menderita, karena profil NTP-nya rendah. Padahal, sudah banyak petani yang sejahtera berkat hasil 'off farm'-nya," ucapnya.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan penilaian NTP sudah seharusnya juga memperhitungkan proses "off farm" yang dilakukan petani karena sudah ada proses nilai tambah yang dilakukan petani terhadap hasil pertaniannya, baik itu proses primer, sekunder, bahkan tersier.

"Di Jatim, sekarang sudah tidak ada lagi gabah kering panen dijual oleh petani, tapi sudah pada posisi minimal gabah kering giling. Bahkan sudah ada petani yang bisa melakukan secara mandiri proses primer hingga tersier, mulai proses bahan baku, industri, pemasaran, dan jualan hingga ke Jepang," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018