London (Antara) - Indonesia kembali meraih emas dalam International Physics Olympiad (IPhO) 2018 yang berlangsung di Lisabon, Portugal 21 - 29 Juli.
Pensosbud KBRI Portugal Rudi Winandoko kepada Antara London, Sabtu mengatakan selain emas, Indonesia juga meraih satu perak serta tiga perunggu dalam kompetisi tersebut.
Medali emas diraih Johanes Suhardjo dari SMAK Frateran Surabaya, medali perak oleh Jason Jovi Brata siswa SMAK 1 BPK Penabur Jakarta dan medali perunggu Ahmad Aufar Thoriq pelajar SMA Semesta BBS Semarang, Bryant Juspi SMA Darma Yudha Pekanbaru, dan Raditya Adhidarma Nugraha SMAN 1 Yogyakarta.
International Physics Olympiad (IPhO) atau yang biasa dikenal dengan Olimpiade Fisika Internasional diikuti siswa sekolah menengah dari 87 negara berkompetisi untuk meraih nilai tertinggi dalam ujian yang disiapkan oleh komite Olimpiade Fisika Internasional.
"Setiap negara umumnya mengirimkan lima orang perwakilan siswa," ujarnya.
Dari 87 negara, tambahnya, 17 negara meraih medali emas. 11 dari 17 negara tersebut merupakan negara Asia, empat dari negara Eropa, dan masing-masing satu orang dari Amerika Serikat, dan Australia.
Ketua delegasi Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional 2018, Syamsu Rosid mengatakan setiap siswa harus menjalankan dua jenis ujian fisika, yaitu theoretical and experimental.
Dr. Syamsu Rosid yang juga dosen di Fakultas MIPA Universitas Indonesia menyampaikan bahwa kelima siswa Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional berasal dari provinsi yang berbeda dan telah melewati seleksi nasional yang sangat ketat
Menanggapi kemenangannya di Olimpiade Fisika Internasional, peraih medali emas Indonesia, Johanes Suhardjo, menyatakan ia sangat bahagia telah mampu mengharumkan nama Indonesia.
Setelah olimpiade, Johanes akan focus mencari sekolah terbaik untuk melanjutkan studi sarjananya.
Hadir pada acara penutupan, Dubes RI untuk Portugal, Ibnu Wahyutomo, yang menyampaikan bahwa kemenangan anak-anak Indonesia ini menjadi hadiah manis ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-73 dua minggu lagi.
"Kemenangan ini merupakan bukti sekali lagi bahwa pelajar Indonesia memiliki potensi yang sama tingginya dengan pelajar lain di dunia," ujar Dubes.
Sehari sebelum pengumuman, KBRI Lisabon mengadakan makan malam bersama tim Indonesia untuk mendoakan kemenangan tim Indonesia.
Olimpiade Fisika Internasional merupakan kompetisi tahunan untuk siswa sekolah menengah yang bertujuan untuk mempromosikan fisika dan interaksi antar siswa internasional.
Tahun lalu Olimpiade Fisika Internasional diselenggarakan di Yogyakarta, Indonesia, sedangkan tahun depan akan diadakan di Tel Aviv, Israel.
Emas Matematika
Sementara itu, Bimo Adityarahman Wiraputra dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih medali emas pada kompetisi 25th International Mathematics Competition (IMC) di Bulgaria.
Kompetisi yang digelar di American University in Bulgaria (AUBG) di Blagoevgrad, pada 22 - 28 Juli 2018 tersebut menurut Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Sofia, Nurul Sofia kepada Antara London, Sabtu diikuti sekitar 351 peserta dari 50 negara.
Selain mendapat satu emas, tim delegasi Indonesia di bawah koordinasi Kemenristekdikti RI, juga meraih satu mendali perak, atas nama Rio Fandi Dianco dari UI.
Perolehan prestasi ditambah tiga medali perunggu untuk siswa bernama Alzimna Badril Umam dari UGM, Hopein Christofen Tang dari ITB, dan Adryan Wiradinata dari UGM.
Delegasi Indonesia lainnya mendapat penghargaan Honorable Mention yaitu Sie Evan Setiawan dari ITS, Laurence Petrus Wijaya dari ITB, Mochamad Zulfikar Aditya dari ITB, Resita Sri Wahyuni dari UGM.
Dubes RI di Sofia, Sri Astari Rasjid, menengok tim Indonesia di Blagoevgrad untuk memberi semangat agar memperoleh hasil terbaik.
Mahasiswa Indonesia yang terpilih dikirim ke ajang ini adalah Juara Olimpiade MIPA khususnya Matematika setelah melalui jenjang olimpiade mulai dari tingkat perguruan tinggi, wilayah dan nasional.
Kompetisi IMC di Bulgaria diperuntukkan untuk mahasiswa universitas dengan umur maksimum 23 tahun. Soal yang dikerjakan terkait Aljabar, Analisa, Geometri dan Combinatorics. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pensosbud KBRI Portugal Rudi Winandoko kepada Antara London, Sabtu mengatakan selain emas, Indonesia juga meraih satu perak serta tiga perunggu dalam kompetisi tersebut.
Medali emas diraih Johanes Suhardjo dari SMAK Frateran Surabaya, medali perak oleh Jason Jovi Brata siswa SMAK 1 BPK Penabur Jakarta dan medali perunggu Ahmad Aufar Thoriq pelajar SMA Semesta BBS Semarang, Bryant Juspi SMA Darma Yudha Pekanbaru, dan Raditya Adhidarma Nugraha SMAN 1 Yogyakarta.
International Physics Olympiad (IPhO) atau yang biasa dikenal dengan Olimpiade Fisika Internasional diikuti siswa sekolah menengah dari 87 negara berkompetisi untuk meraih nilai tertinggi dalam ujian yang disiapkan oleh komite Olimpiade Fisika Internasional.
"Setiap negara umumnya mengirimkan lima orang perwakilan siswa," ujarnya.
Dari 87 negara, tambahnya, 17 negara meraih medali emas. 11 dari 17 negara tersebut merupakan negara Asia, empat dari negara Eropa, dan masing-masing satu orang dari Amerika Serikat, dan Australia.
Ketua delegasi Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional 2018, Syamsu Rosid mengatakan setiap siswa harus menjalankan dua jenis ujian fisika, yaitu theoretical and experimental.
Dr. Syamsu Rosid yang juga dosen di Fakultas MIPA Universitas Indonesia menyampaikan bahwa kelima siswa Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional berasal dari provinsi yang berbeda dan telah melewati seleksi nasional yang sangat ketat
Menanggapi kemenangannya di Olimpiade Fisika Internasional, peraih medali emas Indonesia, Johanes Suhardjo, menyatakan ia sangat bahagia telah mampu mengharumkan nama Indonesia.
Setelah olimpiade, Johanes akan focus mencari sekolah terbaik untuk melanjutkan studi sarjananya.
Hadir pada acara penutupan, Dubes RI untuk Portugal, Ibnu Wahyutomo, yang menyampaikan bahwa kemenangan anak-anak Indonesia ini menjadi hadiah manis ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-73 dua minggu lagi.
"Kemenangan ini merupakan bukti sekali lagi bahwa pelajar Indonesia memiliki potensi yang sama tingginya dengan pelajar lain di dunia," ujar Dubes.
Sehari sebelum pengumuman, KBRI Lisabon mengadakan makan malam bersama tim Indonesia untuk mendoakan kemenangan tim Indonesia.
Olimpiade Fisika Internasional merupakan kompetisi tahunan untuk siswa sekolah menengah yang bertujuan untuk mempromosikan fisika dan interaksi antar siswa internasional.
Tahun lalu Olimpiade Fisika Internasional diselenggarakan di Yogyakarta, Indonesia, sedangkan tahun depan akan diadakan di Tel Aviv, Israel.
Emas Matematika
Sementara itu, Bimo Adityarahman Wiraputra dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih medali emas pada kompetisi 25th International Mathematics Competition (IMC) di Bulgaria.
Kompetisi yang digelar di American University in Bulgaria (AUBG) di Blagoevgrad, pada 22 - 28 Juli 2018 tersebut menurut Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Sofia, Nurul Sofia kepada Antara London, Sabtu diikuti sekitar 351 peserta dari 50 negara.
Selain mendapat satu emas, tim delegasi Indonesia di bawah koordinasi Kemenristekdikti RI, juga meraih satu mendali perak, atas nama Rio Fandi Dianco dari UI.
Perolehan prestasi ditambah tiga medali perunggu untuk siswa bernama Alzimna Badril Umam dari UGM, Hopein Christofen Tang dari ITB, dan Adryan Wiradinata dari UGM.
Delegasi Indonesia lainnya mendapat penghargaan Honorable Mention yaitu Sie Evan Setiawan dari ITS, Laurence Petrus Wijaya dari ITB, Mochamad Zulfikar Aditya dari ITB, Resita Sri Wahyuni dari UGM.
Dubes RI di Sofia, Sri Astari Rasjid, menengok tim Indonesia di Blagoevgrad untuk memberi semangat agar memperoleh hasil terbaik.
Mahasiswa Indonesia yang terpilih dikirim ke ajang ini adalah Juara Olimpiade MIPA khususnya Matematika setelah melalui jenjang olimpiade mulai dari tingkat perguruan tinggi, wilayah dan nasional.
Kompetisi IMC di Bulgaria diperuntukkan untuk mahasiswa universitas dengan umur maksimum 23 tahun. Soal yang dikerjakan terkait Aljabar, Analisa, Geometri dan Combinatorics. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018