Magetan, (Antaranews Jatim) - Sejumlah penerbang pesawat `T-50i Golden Eagle' yang bermarkas di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, melaksanakan latihan terbang pada malam hari.
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Mayor Sus Hamdi Londong Allo di Magetan, Kamis, menyebutkan latihan terbang malam berlangsung 23-27 Juli.
"Latihan terbang malam dimaksudkan untuk melatih kepekaan pandangan pada malam hari bagi para penerbang pesawat tempur," jelasnya.
Ia menambahkan, latihan terbang malam hari tersebut menyelesaikan 6 sortie dengan `area five angle route? Madiun, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Kediri, Jawa Timur. Penerbangan dilakukan dengan ketinggian di bawah 10.000 `feet'.
Salah seorang penerbang, Letkol Pnb Widi ?Sonic? mengungkapkan tentang tingkat kesulitan yang dihadapi pada saat terbang malam.
"Tingkat kesulitan yang kita hadapi adalah kepercayaan kita terhadap semua instrument lebih tinggi. Selain itu, secara visual kita juga harus jeli, sehingga semua panca indera kita terlatih secara tidak sadar," jelas dia.
Penerbang lain, Lettu Pnb Novi yang ikut latihan terbang malam menyebutkan setiap prajurit harus siap menghadapi kondisi yang tak terduga.
"Kita sebagai prajurit harus siap mengatasi kondisi yang tidak normal. Karena tidak menutup kemungkinan perang dalam kondisi yang `un predicable," tegas Novi.
Dalam latihan terbang malam tersebut, Skadron Udara 15 yang mengoperasikan pesawat T-50i `Golden Eagl'? mengerahkan enam unit pesawat.
Menurut rencana, latihan terbang pada malam hari akan selalu diadakan setiap bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Mayor Sus Hamdi Londong Allo di Magetan, Kamis, menyebutkan latihan terbang malam berlangsung 23-27 Juli.
"Latihan terbang malam dimaksudkan untuk melatih kepekaan pandangan pada malam hari bagi para penerbang pesawat tempur," jelasnya.
Ia menambahkan, latihan terbang malam hari tersebut menyelesaikan 6 sortie dengan `area five angle route? Madiun, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Kediri, Jawa Timur. Penerbangan dilakukan dengan ketinggian di bawah 10.000 `feet'.
Salah seorang penerbang, Letkol Pnb Widi ?Sonic? mengungkapkan tentang tingkat kesulitan yang dihadapi pada saat terbang malam.
"Tingkat kesulitan yang kita hadapi adalah kepercayaan kita terhadap semua instrument lebih tinggi. Selain itu, secara visual kita juga harus jeli, sehingga semua panca indera kita terlatih secara tidak sadar," jelas dia.
Penerbang lain, Lettu Pnb Novi yang ikut latihan terbang malam menyebutkan setiap prajurit harus siap menghadapi kondisi yang tak terduga.
"Kita sebagai prajurit harus siap mengatasi kondisi yang tidak normal. Karena tidak menutup kemungkinan perang dalam kondisi yang `un predicable," tegas Novi.
Dalam latihan terbang malam tersebut, Skadron Udara 15 yang mengoperasikan pesawat T-50i `Golden Eagl'? mengerahkan enam unit pesawat.
Menurut rencana, latihan terbang pada malam hari akan selalu diadakan setiap bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018