Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memastikan operasional Pelabuhan Benoa khusus yang menjadi kewenangan perusahaan tersebut kondusif, meski dikabarkan sedikitnya 39 unit kapal ikan/nelayan terbakar di Dermaga Barat pelabuhan tersebut.
"Kami pastikan seluruh kegiatan operasional di Pelabuhan Benoa aman, lancar dan kondusif," kata CEO Regional Banyuwangi Bali Nusa Tenggara (BBN) Pelindo III I Wayan Eka Saputra dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan lokasi kebakaran cukup jauh dari Terminal LNG di Dermaga Selatan dengan jarak kurang lebih 250 meter, dan pihaknya sudah melakukan dedicated terminal untuk penataan lokasi terminal LNG sehingga meskipun kebakaran besar terjadi, terminal LNG masih aman.
"Dermaga di Pelabuhan Benoa berbentuk ‘U" yakni dermaga barat zona perikanan, dermaga timur zona terminal cruise dan kapal cargo/petikemas," katanya.
Dikatakannya, Dermaga Barat merupakan Dermaga Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) yang dikelola pihak swasta yang diperuntukan sebagai tempat bersandar kapal ikan/nelayan yang mensuplai kegiatan industri perikanan di Pelabuhan Benoa.
Pada saat terjadi kebakaran, Pelindo III sudah mengerahkan 1 unit kendaraan PMK dan kapal tundanya untuk memadamkan api, namun karena faktor kedalaman/draft kolam di dermaga barat hanya mencapai 2,5 m LWS sehingga kapal tunda tidak memungkinkan melakukan mobilisasi.
"Setidaknya dibutuhkan kedalaman 3 m LWS agar kapal tunda bisa beroperasi," katanya.
Ia mengatakan, pada saat poses pemadaman dilakukan, sama sekali tidak mengganggu aktifitas bongkar muat cargo, petikemas, kegiatan marina serta pelayanan terhadap pengguna jasa di Pelabuhan Benoa, dan Tercatat sebanyak 6 unit kapal bersandar di dermaga timur Pelabuhan benoa, pada Senin (9/7).
Sementara itu, Engineering, Information and Communication Technologi Director Pelindo III, Husein Latief mengatakan akan menyiapkan langkah antisipasi dalam pencegahan kebakaran dari sisi laut dan darat.
"Bersama dengan instansi terkait, kami juga mereview sistem dan prosedur perizinan kapal serta akan menyiapkan kapal tongkang dilengkapi pipa hydrant. Penempatan fasilitas dockingkapal dan repair akan disediakan terpisah untuk kapal ikan,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan beutifikasi Pelabuhan Benoa dengan memperdalam alur dan kolam pelabuhan menjadi 12 lws untuk layanan bongkar muat dan cruise serta 4 lws di dermaga perikanan.
"Kami akan pantau terus perkembangannya supaya aktifitas operasional dan layanan tetap berjalan lancar. Bencana kebakaran ini akan menjadi titik balik bagi Pelindo III dan instansi terkait sebagai pelajaran dan pengalaman serta mengedukasi para ABK untuk selalu waspada dan menjaga aktivitasnya, apalagi kapal mereka berbahan kayu tentunya mudah terbakar. Nantinya seluruh pihak akan bekerja bersama untuk penataan sandar kapal dalam penanggulangan kebakaran agar hal serupa tidak terulang lagi," kata Latief. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami pastikan seluruh kegiatan operasional di Pelabuhan Benoa aman, lancar dan kondusif," kata CEO Regional Banyuwangi Bali Nusa Tenggara (BBN) Pelindo III I Wayan Eka Saputra dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan lokasi kebakaran cukup jauh dari Terminal LNG di Dermaga Selatan dengan jarak kurang lebih 250 meter, dan pihaknya sudah melakukan dedicated terminal untuk penataan lokasi terminal LNG sehingga meskipun kebakaran besar terjadi, terminal LNG masih aman.
"Dermaga di Pelabuhan Benoa berbentuk ‘U" yakni dermaga barat zona perikanan, dermaga timur zona terminal cruise dan kapal cargo/petikemas," katanya.
Dikatakannya, Dermaga Barat merupakan Dermaga Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) yang dikelola pihak swasta yang diperuntukan sebagai tempat bersandar kapal ikan/nelayan yang mensuplai kegiatan industri perikanan di Pelabuhan Benoa.
Pada saat terjadi kebakaran, Pelindo III sudah mengerahkan 1 unit kendaraan PMK dan kapal tundanya untuk memadamkan api, namun karena faktor kedalaman/draft kolam di dermaga barat hanya mencapai 2,5 m LWS sehingga kapal tunda tidak memungkinkan melakukan mobilisasi.
"Setidaknya dibutuhkan kedalaman 3 m LWS agar kapal tunda bisa beroperasi," katanya.
Ia mengatakan, pada saat poses pemadaman dilakukan, sama sekali tidak mengganggu aktifitas bongkar muat cargo, petikemas, kegiatan marina serta pelayanan terhadap pengguna jasa di Pelabuhan Benoa, dan Tercatat sebanyak 6 unit kapal bersandar di dermaga timur Pelabuhan benoa, pada Senin (9/7).
Sementara itu, Engineering, Information and Communication Technologi Director Pelindo III, Husein Latief mengatakan akan menyiapkan langkah antisipasi dalam pencegahan kebakaran dari sisi laut dan darat.
"Bersama dengan instansi terkait, kami juga mereview sistem dan prosedur perizinan kapal serta akan menyiapkan kapal tongkang dilengkapi pipa hydrant. Penempatan fasilitas dockingkapal dan repair akan disediakan terpisah untuk kapal ikan,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan beutifikasi Pelabuhan Benoa dengan memperdalam alur dan kolam pelabuhan menjadi 12 lws untuk layanan bongkar muat dan cruise serta 4 lws di dermaga perikanan.
"Kami akan pantau terus perkembangannya supaya aktifitas operasional dan layanan tetap berjalan lancar. Bencana kebakaran ini akan menjadi titik balik bagi Pelindo III dan instansi terkait sebagai pelajaran dan pengalaman serta mengedukasi para ABK untuk selalu waspada dan menjaga aktivitasnya, apalagi kapal mereka berbahan kayu tentunya mudah terbakar. Nantinya seluruh pihak akan bekerja bersama untuk penataan sandar kapal dalam penanggulangan kebakaran agar hal serupa tidak terulang lagi," kata Latief. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018