Malang (Antaranews Jatim) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, Jawa Timur, Zainuddin optimistis tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti Pilkada meningkat, meski dua dari tiga calon wali kota setempat bermasalah dengan hukum.

"Kami optimitis tingkat partisipasinya akan meningkat, dan saya target bisa mencapai 70 persen dari total estimasi 650 ribu pemilih, dibanding Pilkada sebelumnya yang hanya 65 persen," kata Zainuddin di Malang, Rabu.

Rasa optimisme itu, kata dia, dilihat dari survei tim KPU Malang yang mendatangi secara acak Tempat Pemungutan Suara (TPS) beberapa lokasi pada saat pelaksanaan pencoblosan, Rabu siang.

"Sebenarnya tidak terlalu berkorelasi antara tingkat partisipasi dengan para calon yang bermasalah, sebab bisa saja warga yang tidak datang mencoblos karena sedang sibuk atau sedang berada di luar kota," katanya.

Namun demikian, Zainuddin merasa dinamika pelaksanaan Pilkada Malang kali kini cukup menurun, tak seperti sebelum saat adanya penetapan tersangka dua calon wali kota oleh Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).

Sementara, hingga malam ini di Kantor KPU Malang masih belum melakukan perhitungan manual hasil Pilkada Malang dan Pilkada Jatim, karena belum adanya surat suara yang masuk.

Menanggapi hal ini, Zainuddin masih menunggu secara keseluruhan surat suara masuk hingga pukul 00.00 WIB, atau dini hari nanti, dan rencana akan memulai perhitungan manual pada Kamis (28/6) pagi.

Pelaksanaan Pilkada Malang diikuti sebanyak tiga pasangan calon, yakni Yaqub-Wanedi, Anton-Syamsul Mahmud, dan Sutiaji-Sofyan Edi.

Dua dari tiga pasangan calon wali kota, yakni Yaqub dan Anton ditahan KPK dalam kasus suap pembahasan APBD-P Pemkot Malang Tahun Anggaran 2015. Mereka, ditahan bersamaan dengan belasan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018