Surabaya (Antaranews Jatim) - Lembaga riset Surabaya Survey Center (SSC) menyebut nama Gubernur Jawa Timur Soekarwo mampu menggeser elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di bursa calon Wakil Presiden RI periode mendatang.

“Soekarwo mampu menggeser AHY diperingkat pertama sebagai Cawapres dengan elektabilitas tertinggi,” ujar salah seorang peneliti senior SSC, Viktor Tobing, dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Sabtu.

Ia mengaku hasil tersebut sesuai dengan survei yang digelar pada 4-13 Juni 2018 dan membuktikan bahwa masyarakat Jatim menginginkan Soekarwo maju di Pemilihan Presiden 2019.

Berdasarkan risetnya, pada April 2018, perolehan suara Soekarwo yang mencapai 7,2 persen naik menjadi 14.8 persen pada Juni ini.

Kenaikan angka tersebut, kata dia, menggeser AHY yang sebelumnya mendapat raupan suara 10,2 persen dan kini hanya mengantongi angka 10,9 persen atau tertinggal 3,9 persen dari Soekarwo.

Menurut dia, AHY masih muda dan pengalaman maupun kelihaiannya berpolitik masih kalah jauh dibandingkan Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo.

“Betapa di Jatim Pakde Karwo begitu dicintai sehingga menjadikan temuan kami wajar adanya, bahkan elektabilitasnya hampir bisa dipastikan terus akan naik,” ucapnya.

AHY, lanjut dia, masih perlu banyak belajar lagi untuk bisa berkarakter dalam politik, baik secara kultural dan struktural, termasuk Jam terbang serta luasnya wawasan tentang kedaerahan yang juga mutlak harus dimiliki jika benar-benar ingin maju sebagai Cawapres.

“Ini belum deklarasi lho. Bayangkan jika Pakde Karwo mengumumkan kesediannya maju dalam Pilpres 2019 sebagai Cawapres mewakili Demokrat. Tak hanya partai yang akan bangga, tapi seluruh masyarakat Jatim juga ikut menjadi bagian dari kebanggan tersebut,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan riset yang sama, tiga nama yang menyusul setelah AHY adalah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, yang secara berturut-turut mendapat perolehan suara 5,6 persen, 5 persen serta 4,7 persen.

Survei dengan metode “multistage random sampling” itu dilakukan di 38 kabupaten/kota di Jatim melalui wawancara tatap muka dengan tingkat kesalahan kurang lebih 3 persen, “level of confidence” 95 persen dan jumlah sampel mencapai 1.070 responden. 

Tak itu saja, sebagai bentuk kendali mutu, survei ini dilengkapi dengan mengecek langsung ke lokasi, menelepon ulang hingga kontrol secara intensif. (*)

 

 

 

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018