Trenggalek (Antaranews Jatim) - Cawagub Emil Elestianto Dardak beserta itsri, artis Arumi Bachsin tampak menghadiri perayaan Lebaran Ketupat yang digelar warga delapan desa di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat.
Emil dan Arumi pertama kali menuju Pondok Pesantren Babul Ulum yang menjadi pusat perayaan Lebaran Ketupat.
Kehadiran dua tokoh muda itupun dimanfaatkan sejumlah warga untuk melakukan swafoto bersama Emil.
Terlebih saat Arumi yang mengenakan busana muslim warna terang memutuskan berjalan mengikuti pawai "tumpeng kupat" (ketupat) mengelilingi Desa Durenan, sebelum akhirnya "dipirak" atau diperebutkan beramai-ramai laiknya sebuah tumpeng sesaji.
"Ini kan khasnya Trenggalek. Meskipun di daerah-daerah lain juga ada tradisi kupatan, namun yang benar-benar `all out`, melibatkan banyak warga ya hanya di (Durenan) Trenggalek. Karena kan memang ada sejarahnya," kata Emil.
Ia mengatakan sengaja mampir dalam ritual perayaan ketupat di wilayah Kecamatan Durenan karena memang sudah berjanji sebelumnya untuk hadir.
"Kedatangan saya ke sini karena waktu haul Mbah Mesir, saya janji akan hadir dan janji untuk membantu agar acara ini bisa dipublikasikan dengan baik," kata Emil.
Kedatangan Emil dan Arumi di Ponpes Babul Ulum pagi itu hampir bersamaan dengan kedatangan Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin atau Gus Ipin.
Namun Emil yang mengaku datang atas nama pribadi memilih tidak ikut naik panggung saat seremoni pemberangkatan pawai "tumpeng kupat" dilakukan oleh tokoh sekaligus pengasuh Ponps Babul Ulum KH Abdul Fattah Muin.
Sebagai gantinya, Emil mengizinkan istrinya Arumi Bachsin mewakili berdiri di panggung berdampingan dengan Plt Bupati Moch Nur Arifin dan KH Abdul Fattah Mu`in.
Demikian pula saat momentum berkunjung ke kediaman KH Fattah Muin. Emil memilih menunggu di luar dan berinteraksi dengan warga saat Gus Ipin bertamu dalam kapasitasnya sebagai pelaksana tugas bupati yang sah dan memiliki kewenangan penuh.
Emil dan Arumi kemudian memilih bersilaturahim lebih dulu ke rumah anak KH Abdul Fattah Muin yang berada di satu kompleks Ponpes Babul Ulum namun berbeda gedung, sampai Arifin keluar dan meninggalkan lingkungan ponpes menggunakan mobil dinasnya didampingi sejumlah staf.
Saat itulah giliran Emil dan Arumi sowan ke kediaman KH Abdul Fattah Mu`in, sementara warga mulai berebut tumpeng kupat yang sebelumnya sempat diarak keliling desa menandai dimulainya lebaran ketupat, 1439 H.
"Sebenarnya ada acara kupatan ini mulai menjadi tradisi yang memasyarakat. Bahkan biasanya di Kelutan itu juga diadakan. Cuma tahun ini saya rasa dari pemerintah (daerah) yang saat ini berjalan diputuskan untuk ditiadakan. (Padahal) Sebenarnya itu adalah momen yang cukup menarik untuk mendorong adanya gotong royong, dan bisa jadi daya tarik pariwisata," kata Emil. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Emil dan Arumi pertama kali menuju Pondok Pesantren Babul Ulum yang menjadi pusat perayaan Lebaran Ketupat.
Kehadiran dua tokoh muda itupun dimanfaatkan sejumlah warga untuk melakukan swafoto bersama Emil.
Terlebih saat Arumi yang mengenakan busana muslim warna terang memutuskan berjalan mengikuti pawai "tumpeng kupat" (ketupat) mengelilingi Desa Durenan, sebelum akhirnya "dipirak" atau diperebutkan beramai-ramai laiknya sebuah tumpeng sesaji.
"Ini kan khasnya Trenggalek. Meskipun di daerah-daerah lain juga ada tradisi kupatan, namun yang benar-benar `all out`, melibatkan banyak warga ya hanya di (Durenan) Trenggalek. Karena kan memang ada sejarahnya," kata Emil.
Ia mengatakan sengaja mampir dalam ritual perayaan ketupat di wilayah Kecamatan Durenan karena memang sudah berjanji sebelumnya untuk hadir.
"Kedatangan saya ke sini karena waktu haul Mbah Mesir, saya janji akan hadir dan janji untuk membantu agar acara ini bisa dipublikasikan dengan baik," kata Emil.
Kedatangan Emil dan Arumi di Ponpes Babul Ulum pagi itu hampir bersamaan dengan kedatangan Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin atau Gus Ipin.
Namun Emil yang mengaku datang atas nama pribadi memilih tidak ikut naik panggung saat seremoni pemberangkatan pawai "tumpeng kupat" dilakukan oleh tokoh sekaligus pengasuh Ponps Babul Ulum KH Abdul Fattah Muin.
Sebagai gantinya, Emil mengizinkan istrinya Arumi Bachsin mewakili berdiri di panggung berdampingan dengan Plt Bupati Moch Nur Arifin dan KH Abdul Fattah Mu`in.
Demikian pula saat momentum berkunjung ke kediaman KH Fattah Muin. Emil memilih menunggu di luar dan berinteraksi dengan warga saat Gus Ipin bertamu dalam kapasitasnya sebagai pelaksana tugas bupati yang sah dan memiliki kewenangan penuh.
Emil dan Arumi kemudian memilih bersilaturahim lebih dulu ke rumah anak KH Abdul Fattah Muin yang berada di satu kompleks Ponpes Babul Ulum namun berbeda gedung, sampai Arifin keluar dan meninggalkan lingkungan ponpes menggunakan mobil dinasnya didampingi sejumlah staf.
Saat itulah giliran Emil dan Arumi sowan ke kediaman KH Abdul Fattah Mu`in, sementara warga mulai berebut tumpeng kupat yang sebelumnya sempat diarak keliling desa menandai dimulainya lebaran ketupat, 1439 H.
"Sebenarnya ada acara kupatan ini mulai menjadi tradisi yang memasyarakat. Bahkan biasanya di Kelutan itu juga diadakan. Cuma tahun ini saya rasa dari pemerintah (daerah) yang saat ini berjalan diputuskan untuk ditiadakan. (Padahal) Sebenarnya itu adalah momen yang cukup menarik untuk mendorong adanya gotong royong, dan bisa jadi daya tarik pariwisata," kata Emil. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018