Blitar (Antaranews Jatim) - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri kembali mengamkan dua orang, dari sebelumnya hanya tiga, terkait dengan keterlibatan mereka dalam jaringan terorisme di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang diduga adalah jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Tadi malam di Kabupaten Blitar telah dilakukan penangkapan lima orang terduga terkait jaringan terorisme, dan mereka ini sudah dibawa ke Surabaya untuk pemeriksaan dan pendalaman oleh tim penyidik Mabes Polri," kata Kapolres Blitar AKBP Anissullah M. Ridha di Blitar, Kamis.
Ia mengatakan, tim Densus mengamankan kelimanya di tiga titik berbeda, pada Rabu (13/6) malam. Tiga orang di Kelurahan/Kecamatan Talun, satu orang di Kecamatan Gandusari, dan satu lagi di Kecamatan Wlingi.
Untuk di Talun, mereka berinisial NH, SZ dan An. Yang NH merupakan seorang dokter umum yang membuka praktik pengobbatan di rumah yang dikontraknya tersebut.
Tim Densus 88 juga langsung melakukan penggeledahan di rumah para terduga terois tersebut. Untuk lokasi di Talun, tim menyita sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata api dari pabrik dengan delapan butir peluru, serta beberapa buku yang terkait dengan seruan jihad dan pemahaman radikal.
Sementara, di dua lokasi lainnya, petugas belum menemukan barang bukti. Petugas hanya mengamankan orangnya saja. Kini, seluruh barang bukti tersebut telah diamankan petugas.
Petugas, kata dia, juga sudah lama melakukan penyelidikan aktivitas yang dilakukan para terduga teroris tersebut. Bahkan, tim sudah sering mengikuti dan memantau kegiatan mereka, namun masih menunggu alat bukti untuk melakuakn penindakan.
"Ini sudah observasi lama. Densus sudah bolak-balik mengikuti mereka, jadi tidak kurang informasi. Namun, harus ada alat bukti jika melakukan penindakan," tuturnya.
Pihaknya belum mengetahui dengan pasti, apakah para terduga ini satu jarigan dengan Syamsul Arifin (37) asal Desa Jatinom, Kabupaten Blitar. Syamsul adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur, yang dikenal dengan Abu Umar alias AU. Ia sebelumnya ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri pada awal Mei 2018, terkait dengan teror bom di Surabaya.
"Yang jelas ini jaringan, tapi kami belum tahu ketua, perekrut, ini masih pemeriksaan. Dari keterangan awal adalah jaringan kelompok JAD," ujarnya.
Hingga kini, rumah terduga teroris di Lingkungan Bajang, Kelurahan/Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, masih dijaga polisi. Petugas juga memasang garis polisi, sebagai pertanda yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Tadi malam di Kabupaten Blitar telah dilakukan penangkapan lima orang terduga terkait jaringan terorisme, dan mereka ini sudah dibawa ke Surabaya untuk pemeriksaan dan pendalaman oleh tim penyidik Mabes Polri," kata Kapolres Blitar AKBP Anissullah M. Ridha di Blitar, Kamis.
Ia mengatakan, tim Densus mengamankan kelimanya di tiga titik berbeda, pada Rabu (13/6) malam. Tiga orang di Kelurahan/Kecamatan Talun, satu orang di Kecamatan Gandusari, dan satu lagi di Kecamatan Wlingi.
Untuk di Talun, mereka berinisial NH, SZ dan An. Yang NH merupakan seorang dokter umum yang membuka praktik pengobbatan di rumah yang dikontraknya tersebut.
Tim Densus 88 juga langsung melakukan penggeledahan di rumah para terduga terois tersebut. Untuk lokasi di Talun, tim menyita sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata api dari pabrik dengan delapan butir peluru, serta beberapa buku yang terkait dengan seruan jihad dan pemahaman radikal.
Sementara, di dua lokasi lainnya, petugas belum menemukan barang bukti. Petugas hanya mengamankan orangnya saja. Kini, seluruh barang bukti tersebut telah diamankan petugas.
Petugas, kata dia, juga sudah lama melakukan penyelidikan aktivitas yang dilakukan para terduga teroris tersebut. Bahkan, tim sudah sering mengikuti dan memantau kegiatan mereka, namun masih menunggu alat bukti untuk melakuakn penindakan.
"Ini sudah observasi lama. Densus sudah bolak-balik mengikuti mereka, jadi tidak kurang informasi. Namun, harus ada alat bukti jika melakukan penindakan," tuturnya.
Pihaknya belum mengetahui dengan pasti, apakah para terduga ini satu jarigan dengan Syamsul Arifin (37) asal Desa Jatinom, Kabupaten Blitar. Syamsul adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur, yang dikenal dengan Abu Umar alias AU. Ia sebelumnya ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri pada awal Mei 2018, terkait dengan teror bom di Surabaya.
"Yang jelas ini jaringan, tapi kami belum tahu ketua, perekrut, ini masih pemeriksaan. Dari keterangan awal adalah jaringan kelompok JAD," ujarnya.
Hingga kini, rumah terduga teroris di Lingkungan Bajang, Kelurahan/Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, masih dijaga polisi. Petugas juga memasang garis polisi, sebagai pertanda yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018