Jember (Antaranews Jatim) - Universitas Jember (Unej) melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian nya melestarikan kesenian tradisional musik patrol di bulan Ramadhan 1439 Hijriah dengan menggelar "Karnaval Musik Patrol" pada Sabtu malam (9/6) malam hingga Minggu dini hari menjelang sahur.
Ketua Panitia Karnaval Musik Patrol UKM Kesenian Unej Afif Jauhari mengatakan kegiatan Karnaval Musik Patrol sudah memasuki usia 18 tahun, sehingga tema yang diangkat adalah "Kentongan Wolulas" atau kentongan yang kedelapanbelas yang diikuti oleh 21 grup musik patrol.
"Setiap tahun kami rutin mengadakan karnaval musik patrol di Jember sebagai upaya kepedulian mahasiswa Unej untuk melestarikan kesenian tradisional yang sudah tidak lagi diminati generasi muda," katanya di Jember.
Menurutnya karnaval tersebut merupakan tradisi tahunan setiap bulan Ramadhan dengan tujuan untuk memberikan ruang kepada pelaku seni tradisional, khususnya seniman musik patrol dalam
mempertahankan eksistensinya di Jember.
"Sebagai generasi muda, kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa Unej peduli terhadap kesenian musik patrol, sehingga setiap tahun UKM Kesenian selalu menyelenggarakan karnaval musik patrol untuk lebih memasyarakatkan kesenian patrol kepada masyarakat dan mahasiswa di Jember," tuturnya.
Ia berharap kegiatan tahunan karnaval musik patrol dapat menjadi momentum masyarakat untuk lebih mencintai kesenian tradisional karena tradisi membangunkan masyarakat Jember saat makan sahur tidak lepas dari musik patrol.
"Kami juga sangat berharap dukungan pemerintah kabupaten menjadikan musik patrol sebagai salah satu ikon kota Jember, sehingga kesenian tradisional tersebut tetap eksis untuk mendukung pariwisata di Jember," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember Arif Tjahyono menyambut baik kegiatan musik patrol yang sudah digelar selama 18 tahun tersebut oleh UKM Kesenian Unej, bahkan kegiatan karnaval tersebut mendapat perhatian kalangan muda dan masyarakat.
"Pariwisata dan kebudayaan merupakan sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, sehingga dengan kegiatan karnaval patrol di Jember tentu akan mendukung sektor pariwisata di Jember khususnya di bulan Ramadhan," tuturnya.
Ia juga bangga terhadap generasi muda yang masih peduli terhadap kesenian musik patrol yang merupakan khas Jember karena sentra kentongan yang merupakan alat musik utama dalam patrol banyak diproduksi di Jember.
"Karnaval musik patrol tidak hanya mempertahankan eksistensi seniman musik patrol untuk berkarya lebih baik lagi, namun perajin kentongan juga akan semakin eksis untuk memproduksi kentongan di Jember," katanya.(*)
Video Oleh Zumrotun Solichah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ketua Panitia Karnaval Musik Patrol UKM Kesenian Unej Afif Jauhari mengatakan kegiatan Karnaval Musik Patrol sudah memasuki usia 18 tahun, sehingga tema yang diangkat adalah "Kentongan Wolulas" atau kentongan yang kedelapanbelas yang diikuti oleh 21 grup musik patrol.
"Setiap tahun kami rutin mengadakan karnaval musik patrol di Jember sebagai upaya kepedulian mahasiswa Unej untuk melestarikan kesenian tradisional yang sudah tidak lagi diminati generasi muda," katanya di Jember.
Menurutnya karnaval tersebut merupakan tradisi tahunan setiap bulan Ramadhan dengan tujuan untuk memberikan ruang kepada pelaku seni tradisional, khususnya seniman musik patrol dalam
mempertahankan eksistensinya di Jember.
"Sebagai generasi muda, kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa Unej peduli terhadap kesenian musik patrol, sehingga setiap tahun UKM Kesenian selalu menyelenggarakan karnaval musik patrol untuk lebih memasyarakatkan kesenian patrol kepada masyarakat dan mahasiswa di Jember," tuturnya.
Ia berharap kegiatan tahunan karnaval musik patrol dapat menjadi momentum masyarakat untuk lebih mencintai kesenian tradisional karena tradisi membangunkan masyarakat Jember saat makan sahur tidak lepas dari musik patrol.
"Kami juga sangat berharap dukungan pemerintah kabupaten menjadikan musik patrol sebagai salah satu ikon kota Jember, sehingga kesenian tradisional tersebut tetap eksis untuk mendukung pariwisata di Jember," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember Arif Tjahyono menyambut baik kegiatan musik patrol yang sudah digelar selama 18 tahun tersebut oleh UKM Kesenian Unej, bahkan kegiatan karnaval tersebut mendapat perhatian kalangan muda dan masyarakat.
"Pariwisata dan kebudayaan merupakan sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, sehingga dengan kegiatan karnaval patrol di Jember tentu akan mendukung sektor pariwisata di Jember khususnya di bulan Ramadhan," tuturnya.
Ia juga bangga terhadap generasi muda yang masih peduli terhadap kesenian musik patrol yang merupakan khas Jember karena sentra kentongan yang merupakan alat musik utama dalam patrol banyak diproduksi di Jember.
"Karnaval musik patrol tidak hanya mempertahankan eksistensi seniman musik patrol untuk berkarya lebih baik lagi, namun perajin kentongan juga akan semakin eksis untuk memproduksi kentongan di Jember," katanya.(*)
Video Oleh Zumrotun Solichah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018