Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Stok Air Waduk Pacal di , Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai kritis tinggal tersisa sekitar 3,6 juta meter kubik, namun masih aman untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya.

Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air (SDA) Bojonegoro Marlan, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan kondisi tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya dengan luas lebih dari 20.000 hektare sebagian besar sudah tidak membutuhkan air.

Tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya, lanjut dia, seperti di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru dan Sumberrejo, sudah mulai panen.

Di sepanjang irigasi lainnya, lanjut dia, di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, Sukosewu, Balen, juga kecamatan lainnya usia tanaman padinya juga sudah mendekati panen sehingga tidak membutuhkan air.

Meski demikian, kata dia, masih ada tanaman padi dengan luas sekitar 500 hektare di Desa Talun, Pesen dan Palembon, Kecamatan Kanor, yang usianya sekitar 50 hari masih membutuhkan air.

"Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di tiga desa itu sekarang mengajukan permintaan pasokan air Waduk Pacal," ucapnya.

Oleh karena itu, pihaknya sekarang mengajukan permohonan permintaan air kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo terkait permintaan petani yang mengajukan tambahan pasokan air Waduk Pacal.

"Kami baru mengajukan permintaan pengajuan air Waduk Pacal," ujarnya.

Saat ini, dengan tampungan air dengan kapasitas sekitar 3,6 juta meter, ketinggian pada papan duga di Waduk Pacal mencapai 107 meter.

"Kalau air dikeluarkan 5 meter kubik per detik bisa untuk lebih dari enam hari," ucapnya.

Ia menambahkan kewenangan mengeluarkan air Waduk Pacal yang semula di bawah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, sejak awal 2017 langsung di bawah Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah.

Data pada kantor Dinas Pengairan setempat menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.

Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018