Kota tua atau kawasan lama di Szuhou ternyata menyimpan objek wisata alama buatan yang menarik, klasik, kuno yang tetap eksotik, sehingga sejak tahun 1997 ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.

Taman klasik khas oriental di Szuhou itu Zhu Zhengyuan, menjadi satu dari empat taman terkenal di Negeri Tirai Bambu, Tiongkok. Taman lainnya yaitu di Beijing (Summer Palace), di Chendu (resort gunung) dan satunya juga di Szuhou yaitu Taman Lingering.

Taman klasik seluas 5,2 are atau sekitar 2,3 hektare ini, dihuni beragam tanaman bunga, pohon, bebatuan tertata apik, di mana di tengahnya berada kolam yang dihuni puluhan bebek serta bunga teratai.

Penataan tanaman, bebatuan di antara tumbuhan, hingga beberapa bangunan arsitektur khas Tiongkok yang mempunyai fungsi berbeda serta penempatan tanaman, bunga, bebatuan dan bangunan yang syarat filosofi di mana warga akan selalu rindu kampung halaman,  membuat taman ini menjadi rujukan arsitektur pertamanan dunia.

Dibangun pada abad XVI, taman klasik syarat filosofi alam, manusia dan kehidupan ini awalnya dimiliki orang kaya setempat dan menjadi halaman pribadi, di mana berada tempat tinggal tuan rumah, tutur Li Menting, pemandu wisata Kota Tua Szuhou.

Sejak abad XVI sampai XX kepemilikan Taman Zhu Zhengyuan berganti 30 kali, hingga pada tahun 1952 pemerintah mengambil alih dan menjadikan taman publik.

Bila kita duduk di tepi kolam, tampak garis lurus berdiri megah Pagoda, namun rumah ibadah penganut Khonghuchu itu sebenarnya berada di luar komplek taman, bahkan tidak ada kaitannya dengan taman.

Bunga taratai aneka warna bermekaran indah dan menawan saat bulan Juni hingga Juli, di taman ini diakanan festival bunga teratai. Saat musim panas itu pula bunga raja (mawar merah muda, putih maupun unggu) bermekaran. Nongkrong di beberapa gazebo yang berada di tepi kolam, bukit dan keliling taman, menikmati alam sekitar.

Menurut Li, kunjungan wisatawan mencapai puncaknya saat musim panas hingga gugur (Mei hingga akhir tahun), dimana sekitar 50 ribu turis setiap hari memadati taman dan harus merogoh kocek 90 yuan (sekitar Rp185 ribu) per orang. Sementara awal tahun hingga akhir April, musim dingin rata-rata pengunjung hanya 15 ribu orang setiap hari setiap orang membayar 70 yuan.

Keluar dari kawasan taman, pengunjung akan "disambut" deretan puluhan bangunan/kios yang menjual aneka cenderamata khas setempat, seperti beragam produk dari kain sutera maupun nonsutera.(*)
Video Oleh Chandra HN

Pewarta: Chandra HN

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018