Surabaya (Antaranews Jatim) - Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP), Jalan Kusuma Bangsa, Kota Surabaya, Rabu, untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur berjuang merebut kemerdekaan.
"Ini pahlawan yang tidak dikenal pak. Ini makam pahlawan yang benar-benar terjadi tahun 1945. Itu masih banyak lagi ribuan yang dimakamkan dimana-mana," kata Wali Kota Tri Rismaharini kepada Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan saat ziarah ke TMP Surabaya.
Menurut Risma, kegiatan ini menjadi moment penting untuk kembali membangkitkan sendi-sendi perjuangan dan mengingat kembali bagaimana para pahlawan yang telah gugur berjuang merebut kemerdekaan.
"Ini juga untuk menguatkan kerukunan dan persatuan umat beragama," katanya.
Ziarah yang dilakukan Forpimda kali ini merupakan rangkaian dari Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 725. Kegiatan ini diikuti oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Kav M. Zulkifli, Kepala Kejari Tanjung Perak Surabaya Rachmat Supriyady, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Surabaya, Camat, dan Lurah.
Acara tersebut diawali dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan yang dipimpin langsung oleh Risma selaku pimpinan ziarah. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta serta peletakan karangan bunga. Sebuah karangan bunga diletakkan Risma di bawah monumen Garuda Pancasila dan Pejuang.
Usai peletakan karangan bunga, dilanjutkan dengan tabur bunga ke beberapa makam pahlawan. Beberapa batu nisan bertulis tak dikenal juga mendapat taburan bunga dari wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Dalam kesempatan ini, Risma juga sedikit bercerita kepada Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, bahwa di area TMP ini banyak sekali terdapat makam dengan batu nisan yang pendek dan tidak diketahui namanya.
Selain itu, ia juga bercerita kepada Kapolrestabes dan Danrem 084/Bhaskara Jaya bahwa dulu orang tuanya juga seorang pejuang. Pada zaman penjajahan dulu, orang tua Risma sering mengantarkan jenazah para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
"Orang tua saya dulu juga seorang pejuang. Beliau sering mengantarkan jenazah pahlawan yang telah gugur," katanya.
Menurut Risma, sebuah Negara terbentuk bukan karena secara tiba-tiba, ataupun sebuah hadiah pemberian. Banyak hal yang telah dikorbankan. Seluruh suku, ras, dan agama pada saat itu bersinergi bersama-sama dalam merebut kemerdekaan.
"Negara ini jadi bukan karena tiba-tiba, bukan karena pemberian. Tapi karena perjuangan yang luar biasa," katanya.
Maka dari itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menekankan agar masyarakat bisa saling menghargai sebuah perbedaan. Menurutnya, kemerdekaan ini diraih tidak hanya dari satu suku, golongan ataupun agama.
Namun, lanjutnya, seluruh suku, ras, dan agama turut bersama-sama berjuang dalam merebut kemerdekaan. "Kemerdekaan itu diperjuangkan seluruh agama dan seluruh suku saat itu," katanya.
Pada pringatan HJKS yang ke 725 ini, Risma juga kembali mengigatkan kepada seluruh masyarakat, dan khususnya warga Surabaya, agar terus menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah bersusah payah merebut kemerdekaan.
"Saat ini kita hanya tinggal mengantarkan anak-anak kita agar bisa berhasil dan sukses. Mari kita hargai itu semuanya, kita hargai perbedaan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Ini pahlawan yang tidak dikenal pak. Ini makam pahlawan yang benar-benar terjadi tahun 1945. Itu masih banyak lagi ribuan yang dimakamkan dimana-mana," kata Wali Kota Tri Rismaharini kepada Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan saat ziarah ke TMP Surabaya.
Menurut Risma, kegiatan ini menjadi moment penting untuk kembali membangkitkan sendi-sendi perjuangan dan mengingat kembali bagaimana para pahlawan yang telah gugur berjuang merebut kemerdekaan.
"Ini juga untuk menguatkan kerukunan dan persatuan umat beragama," katanya.
Ziarah yang dilakukan Forpimda kali ini merupakan rangkaian dari Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 725. Kegiatan ini diikuti oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Kav M. Zulkifli, Kepala Kejari Tanjung Perak Surabaya Rachmat Supriyady, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Surabaya, Camat, dan Lurah.
Acara tersebut diawali dengan penghormatan kepada arwah para pahlawan yang dipimpin langsung oleh Risma selaku pimpinan ziarah. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta serta peletakan karangan bunga. Sebuah karangan bunga diletakkan Risma di bawah monumen Garuda Pancasila dan Pejuang.
Usai peletakan karangan bunga, dilanjutkan dengan tabur bunga ke beberapa makam pahlawan. Beberapa batu nisan bertulis tak dikenal juga mendapat taburan bunga dari wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Dalam kesempatan ini, Risma juga sedikit bercerita kepada Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, bahwa di area TMP ini banyak sekali terdapat makam dengan batu nisan yang pendek dan tidak diketahui namanya.
Selain itu, ia juga bercerita kepada Kapolrestabes dan Danrem 084/Bhaskara Jaya bahwa dulu orang tuanya juga seorang pejuang. Pada zaman penjajahan dulu, orang tua Risma sering mengantarkan jenazah para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
"Orang tua saya dulu juga seorang pejuang. Beliau sering mengantarkan jenazah pahlawan yang telah gugur," katanya.
Menurut Risma, sebuah Negara terbentuk bukan karena secara tiba-tiba, ataupun sebuah hadiah pemberian. Banyak hal yang telah dikorbankan. Seluruh suku, ras, dan agama pada saat itu bersinergi bersama-sama dalam merebut kemerdekaan.
"Negara ini jadi bukan karena tiba-tiba, bukan karena pemberian. Tapi karena perjuangan yang luar biasa," katanya.
Maka dari itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menekankan agar masyarakat bisa saling menghargai sebuah perbedaan. Menurutnya, kemerdekaan ini diraih tidak hanya dari satu suku, golongan ataupun agama.
Namun, lanjutnya, seluruh suku, ras, dan agama turut bersama-sama berjuang dalam merebut kemerdekaan. "Kemerdekaan itu diperjuangkan seluruh agama dan seluruh suku saat itu," katanya.
Pada pringatan HJKS yang ke 725 ini, Risma juga kembali mengigatkan kepada seluruh masyarakat, dan khususnya warga Surabaya, agar terus menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah bersusah payah merebut kemerdekaan.
"Saat ini kita hanya tinggal mengantarkan anak-anak kita agar bisa berhasil dan sukses. Mari kita hargai itu semuanya, kita hargai perbedaan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018