Madiun (Antaranews Jatim) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun Muntoro Danardono menyakatan kebutuhan komoditas bawang merah bagi masyarakat di wilayahnya mencapai sebesar 15,34 ton per minggu.

"Dari jumlah tersebut, untuk stok atau ketersediaaan di pasaran setelah kami cek ke lapangan mencapai 20 ton per minggu. Jadi tergolong cukup," ujar Muntoro di Madiun, Selasa.

Menurut dia, meski cukup, namun pasokan bawang merah untuk Kota Madiun tersebut didatangkan dari luar daerah, yakni wilayah Kabupaten Nganjuk. Hal itu karena petani Kota Madiun tidak mampu memproduksi komoditas bawang merah.

Tidak hanya bawang merah, pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun mengklaim semua jenis sayur mayur tidak diproduksi sendiri di wilayah Kota Madiun.

"Dengan demikian, praktis semua kebutuhan sayur mayur di Kota Madiun dipasok dari luar daerah. Seperti Kabupaten Magetan dan wilayah kabupaten sekitar," tutur Muntoro.

Menyinggung harga komoditas bawang merah yang naik di pasaran, hal itu disebabkan karena permintaan sedang banyak di saat memasuki momentum Ramadhan dan Lebaran tahun 2018.

Selain itu, kenaikan harga bawang tersebut juga karena faktor "seasonal" atau musiman. Sentra produksi terdekat, yakni Kabupaten Nganjuk, belum memasuki masa panen.

Adapun, harga bawang merah saat ini di sejumlah pasar tradisional Kota Madiun berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram. Harga tersebut naik dari sebelumnya yang mencapai kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.

Guna menekan harga bawang merah semakin tinggi, pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan instansi terkait lainnya untuk menjaga kelancaran distribusi barang dari sentra produksi.

Pihaknya juga bekerja sama dengan tim Satgas Pangan Kota Madiun untuk mengantsipasi aksi penimbunan barang yang rawan terjadi saat momentum ramadhan dan lebaran . (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018