Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Ketersediaan air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, mulai kritis karena masih tersisa sekitar 11,5 juta meter kubik tidak mencukupi atau masih kurang  untuk mengairi tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya.

Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (PU) SDA Bojonegoro Suparlan, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan stok air Waduk Pacal sebesar 11,5 juta meter kubik dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 111,35 meter per 14 Mei.

Sebelum itu, lanjut dia, air Waduk Pacal dikeluarkan berkisar 5-6 meter kubik per detik sejak 25 April sampai 10 Mei 2018."Pintu pengeluaran air Waduk Pacal ditutup sejak 10 Mei 2018," katanya.

Padahal, kata dia, di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal di sejumlah kecamatan terdapat tanaman padi sesuai data sawah baku seluas 16.623 hektare.

Di wilayah timur, antara lain, di Kecamatan Kepohbaru dan Baureno, tanaman padi rata-rata usianya 55-65 hari, masih membutuhkan pasokan air Waduk Pacal sekali.

Di wilayah atas seperti di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu dan Kapas, rata-rata tanaman padi berusia 35-45 hari masih membutuhkan pasokan air Waduk Pacal dua kali.

Begitu pula wilayah bawah di Desa Sukowati dan Bakalan, Kecamatan Kapas, terdapat tanaman padi seluas 367 hektare yang usianya masih sebulan membutuhkan pasokan air Waduk Pacal dua kali.

"Kalau hanya mengandalkan air Waduk Pacal tidak akan mencukupi kecuali di kawasan setempat turun hujan sehingga kebutuhan air bisa tercukupi dari air hujan," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, ketika air Waduk Pacal dikeluarkan, banyak pompa air liar yang mengambil air langsung dari daerah irigasinya juga untuk mengairi tanaman padi.

Pengambilan air melalui pompa air secara liar dilakukan petani di sepanjang daerah irigasinya, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, dan Kapas.

"Ratusan pompa air mengambil air langsung dari saluran irigasi untuk mengairi tanaman padi yang tidak masuk daerah irigasi Waduk Pacal," ujarnya.

Ia mengaku petugas tidak bisa mencegah para petani yang mengambil air Waduk Pacal dengan memanfaatkan pompa air di sepanjang saluran irigasinya.

"Petani mengambil air dengan pompa air juga untuk tanaman padinya. Setelah selesai mengambil air petani langsung membongkar mesin pompanya," ucapnya.

Namun, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas PU dan SDA di kecamatan termasuk Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) beberapa waktu lalu terkait ketersediaan air di Waduk Pacal untuk tanaman padi musim tanam (MT) II kemarau.

"Semoga saja tanaman padi MT II bisa memperoleh air hujan, selain pasokan air waduk," ucapnya. (*)







 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018