Bondowoso (Antaranews Jatim) - Serapan gabah/beras di Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub-Divisi Regional Bondowoso mendapat peringkat atau tertinggi urutan kedua di Jawa Timur.

"Dalam hal serapan gaba/beras tahun ini Bulog Bondowoso tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Bulog Jember," ujar Wakil Kepala Sub-Divre Perum Bulog Bondowoso membawahi Situbondo, Prasetyo di Bondowoso, Selasa.

Ia menjelaskan, Bulog Sub-Divre Bondowoso tertinggi kedua di Jawa Timur baik secara persentase capaian target serapan gabah/beras maupun dari "kuantum" atau jumlah serapan gabah yang dicapai hingga April 2018.

Hingga April 2018, katanya, serapan gabah/beras di wilayahnya (Bondowoso dan Situbondo) sudah mencapai 19.400 ton dari target tahun ini 27.900 ton atau penyerapan gabah sudah mencapai 70 persen.

"Serapan gabah setara beras di wilayah kami hingga April 2018 paling tinggi di Bondowoso yakni sebanyak 13.500 ton, sedangkan serapan gabah/beras di Situbondo lebih sedikit hanya 5.900 ton," katanya.

Menurut Prasetyo, serapan gabah/beras di wilayah Bondowoso jumlahnya lebih tinggi karen harga gabah di tingkat petani tidak terlalu tinggi atau lebih murah bila dibandingkan dengan harga gabah petani di Situbondo.

"Selain harga gabah di Situbondo lebih tinggi atau melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) Rp4.200 per kilogram, juga karena mitra-mitra Bulog seperti penggilingan beras di Situbondo lebih sedikit dan lebih banyak mitra Bulog di Bondowoso," paparnya.

Data dihimpun, serapan gabah/beras di Situbondo lebih sedikit karena harga gabah di tingkat petani pada panen raya Maret hingga April 2018 mencapai Rp4.600 hingga Rp4.800 per kilogram, sedangkan harga pembelian pemerintah untuk yang ditetapkan Rp4.200 per kilogram. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018