Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap kasus pencurian soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolah menengah pertama (SMP) kawasan Surabaya Utara, Jawa Timur.
"Pelakunya berinisial IM, usia 38 tahun, dan TH, usia 45 tahun, keduanya warga Kota Surabaya. Sudah kami tetapkan tersangka sejak dua hari yang lalu," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan dalam jumpa pers di Surabaya, Senin petang.
Kedua tersangka tercatat sebagai karyawan di SMP, tempat soal-soal UNBK yang dicuri tersebut berasal. "IM adalah teknisi di sekolah itu, sedangkan TH adalah staf Tata Usaha," katanya.
Rudi mengungkapkan, terbongkarnya kasus ini berawal dari adanya informasi kebocoran soal UNBK di sebuah lembaga bimbingan belajar yang berlokasi di kawasan Jolotundo Surabaya.
"Soal-soal UNBK itu oleh tersangka dipotret. Lalu dikirim melalui pesan `Whatsapp` yang kemudian didistribusikan kepada siswa-siswa di lembaga bimbingan belajar kawasan Jalan Jolotundo Surabaya," ujarnya.
Penyelidikan polisi menemukan pengirim soal-soal UNBK tersebut berasal dari satu nomor telepon seluler yang diketahui milik IM.
IM mengakui perbuatannya. Kepada penyidik polisi, pemuda yang baru bekerja sebagai teknisi di SMP kawasan Surabaya Utara itu sejak Januari 2017, melakukan pencurian soal pada tanggal 20 April, atau selang tiga hari sebelum pelaksanaan UNBK tingkat SMP atau sederajat berlangsung.
Dia membobol 5 unit komputer siswa yang berada di ruang laboratorium komputer setelah memperoleh alamat identitas personal (IP Adress) dari tersangka TH.
"Dengan IP Adress itu, IM dapat mengakses soal-soal UNBK yang akan diujikan dari 5 unit komputer siswa yang terletak di ruang laboratorium komputer. Tersangka IM dengan leluasa mengakses dan memotret soal-soal UNBK tersebut dari sebuah komputer yang berlokasi di ruang lain, yaitu Laboratorium IPA," ujar Rudi, menjelaskan.
Polisi masih mengembangkan penyelidikan kasus ini. Mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini menyatakan masih mungkin jumlah tersangka bisa bertambah.
"Kami masih menyelidiki keterlibatan orang-orang pengelola lembaga bimbingan belajar yang menerima soal-soal UNBK untuk para siswanya dari pesan Whatsapp yang dikirim tersangka. Kami juga masih menyelidiki apakah siswa-siswa di lembaga bimbingan belajar ini adalah siswa yang sama di SMP tempat soal-soal UNBK tersebut dicuri," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Pelakunya berinisial IM, usia 38 tahun, dan TH, usia 45 tahun, keduanya warga Kota Surabaya. Sudah kami tetapkan tersangka sejak dua hari yang lalu," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan dalam jumpa pers di Surabaya, Senin petang.
Kedua tersangka tercatat sebagai karyawan di SMP, tempat soal-soal UNBK yang dicuri tersebut berasal. "IM adalah teknisi di sekolah itu, sedangkan TH adalah staf Tata Usaha," katanya.
Rudi mengungkapkan, terbongkarnya kasus ini berawal dari adanya informasi kebocoran soal UNBK di sebuah lembaga bimbingan belajar yang berlokasi di kawasan Jolotundo Surabaya.
"Soal-soal UNBK itu oleh tersangka dipotret. Lalu dikirim melalui pesan `Whatsapp` yang kemudian didistribusikan kepada siswa-siswa di lembaga bimbingan belajar kawasan Jalan Jolotundo Surabaya," ujarnya.
Penyelidikan polisi menemukan pengirim soal-soal UNBK tersebut berasal dari satu nomor telepon seluler yang diketahui milik IM.
IM mengakui perbuatannya. Kepada penyidik polisi, pemuda yang baru bekerja sebagai teknisi di SMP kawasan Surabaya Utara itu sejak Januari 2017, melakukan pencurian soal pada tanggal 20 April, atau selang tiga hari sebelum pelaksanaan UNBK tingkat SMP atau sederajat berlangsung.
Dia membobol 5 unit komputer siswa yang berada di ruang laboratorium komputer setelah memperoleh alamat identitas personal (IP Adress) dari tersangka TH.
"Dengan IP Adress itu, IM dapat mengakses soal-soal UNBK yang akan diujikan dari 5 unit komputer siswa yang terletak di ruang laboratorium komputer. Tersangka IM dengan leluasa mengakses dan memotret soal-soal UNBK tersebut dari sebuah komputer yang berlokasi di ruang lain, yaitu Laboratorium IPA," ujar Rudi, menjelaskan.
Polisi masih mengembangkan penyelidikan kasus ini. Mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini menyatakan masih mungkin jumlah tersangka bisa bertambah.
"Kami masih menyelidiki keterlibatan orang-orang pengelola lembaga bimbingan belajar yang menerima soal-soal UNBK untuk para siswanya dari pesan Whatsapp yang dikirim tersangka. Kami juga masih menyelidiki apakah siswa-siswa di lembaga bimbingan belajar ini adalah siswa yang sama di SMP tempat soal-soal UNBK tersebut dicuri," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018