Singapura (Antara) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan upaya untuk menaikkan suku bunga acuan dapat dianggap sebagai jawaban atas persoalan kurs atau nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

"Jadi kalau Bank Indonesia bilang kita tidak akan menghindar, tidak menutup peluang untuk menaikan suku bunga kalau perlu, ya memang jawabannya kira-kira itu," kata Darmin Nasution di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-32 ASEAN di Singapura, Sabtu.

Ia mengatakan, situasi perkembangan global khususnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang diprediksi semakin membaik memberikan dampak yang luas termasuk terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menurut Darmin, terkoreksinya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir berawal dari prediksi pertumbuhan ekonomi AS yang semakin membaik tersebut.

"Kalau dia membaik maka bisa diperkirakan bahwa tingkat bunganya akan naik empat kali padahal yang baru diprice in oleh market baru tiga. Jadi hampir pasti dia akan naik empat kali tahun ini ke depan," katanya.

Oleh karena itu, Darmin menekankan perlunya ada adjustment dari pihak Indonesia untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut.

"Ya memang perlu, kalau dibiarkan kurs seperti ini, itukan bukan Pilihannya membiarkan kurs atau bunga yang bergerak itu namanya adjustment, kesetimbangan baru namanya," katanya.

BI sendiri sudah menyatakan tidak menutup ruang untuk menaikkan suku bunga acuan BI rate.

"Enggak akan banyak, di Amerika naiknya, 0,25 bps saja itu. Justru dampaknya akan kurang baik kalau dibiarkan kurs yang bergerak," katanya.

Ia menegaskan kenaikan suku bunga acuan yang berkisar 0,25 bps saja tidak akan berpengaruh terhadap target-target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah ditetapkan sebelumnya. (*)
 

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018