Kediri (Antaranews Jatim) - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa intervensi teknologi juga diperlukan untuk membangun atau mengembangkan UMKM agar bisa lebih maju lagi.

"Jadi siapkan format supaya bisa lebih efisien bekerja, efektif, jadi penting, supaya mereka bisa kompetitif masuk ke pasar baik tradisional dan modern," katanya saat berkunjung ke pelaku UKM kemoceng di Desa Turus, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Senin.

Khofifah mengatakan, intervensi teknologi cukup penting dilakukan. Dirinya melihat langsung para pelaku UKM kemoceng yang dalam proses pengerjaan barangnya menggunakan alat yang masih sangat sederhana. Mereka menggunakan tali rafia yang dipotong-potong dan dibuat dengan cara sederhana, hingga jadi komoceng siap jual.

Selain intervensi teknologi, ia juga mengatakan mereka juga harus dibantu secara akses agar bisa tepat sasaran. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat penting, termasuk untuk menyiapkan mediasi.

Ia juga mengatakan, ke depan dianjurkan agar ada penanda daerah setempat. Hal itu sekaligus memudahkan bagi warga lain yang hendak mencari barang, agar bisa lebih cepat mendapatkannya.

"Ada penanda, orang yang masuk dengan suasana tentunya punya persepsi bayangan dan ini bisa jadi bagian destinasi wisata edukasi. Contohnya, anak-anak SMK terinspirasi, mereka ke depan bisa menciptakan industri kreatif di perumahan," katanya menjelaskan.

Khofifah mengaku, setiap kali berkunjung ke daerah selalu minta diantar sentra UKM di daerah tersebut. Ia ingin melihat langsung perkembangannya, sehingga bisa sebagai bahan untuk kebijakan pengembangan UKM ke depannya. Terlebih lagi, kontribusi pendapatan UKM untuk Jatim juga cukup besar.

Ia memberikan apresiasi UKM kemoceng ini, sebab ternyata bisa memberdayakan banyak orang, terutama ibu rumah tangga. Namun, beberapa hal misalnya intervensi teknologi juga diperlukan, agar produk mereka bisa lebih baik lagi.

Dalam programnya, Khofifah mengaku sudah mempunyai rencana membuat pusat informasi super koridor lima bakorwil. Dengan pusat informasi super koridor lima bakorwil itu, para pemilik UKM bisa mendapatkan akses dan jaringan. Di pusat informasi super koridor ada "Lawyer" yang membantu ketika pemilik UKM akan membuat kontrak perjanjian perdagangan.

Selain itu, juga terdapat penerjemah dan operator. Untuk penerjemah bisa membantu untuk menerjemahkan kontrak dalam bahasa asing, sementara operator membantu mengomunikasikan.

"Kami berharap ini jadi mediasi perluasan pasar dalam dan luar negeri," kata Khofifah berharap.

Sementara itu, parajin kemoceng di Desa Turus, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri mengaku, selama ini kerajinan yang mereka buat memang masih manual. Usahanya juga kecil, dengan kapasitas dan harga jual yang masih sangat murah.

Nadifah, salah seorang perajin mengaku sudah membuat usaha ini sejak 2009. Selama itu, produksinya juga tidak tentu. Dalam satu bulan hanya bisa mengirim hingga 600 kemoceng, jika pasar lesu. Padahal, barang sejumlah itu biasanya hanya dua pekan.

"Jika sepi 600 kemoceng dalam satu bulan, jika ramai 600 itu bisa dua pekan. Ini wilayah jualnya Kediri dan sekitar. Tapi, ya itu harganya sangat murah di bawah standar. Saya jual seharga Rp2.700 per unit, itu upah pekerja hanya Rp500 per kemoceng," katanya.

Ia berharap, ke depan usahanya ini bisa semakin maju, sehingga pendapatan juga bisa semakin banyak. Harga jual kemoceng juga bisa lebih baik lagi, sehingga bisa seimbang antara tenaga dan barang. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018