Surabaya (Antaranews Jatim) - Pengamat perkotaan sekaligus tenaga ahli Pansus Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya Maztri Indrawanto menilai banyak lokasi pembangunan sentra kuliner di Kota Pahlawan tidak stategis.

"Penempatan lokasi pembangunan gedung kurang strategis sehingga mengakibatkan banyak sentra kuliner sepi pengunjung," kata Maztri Indrawanto di Surabaya, Senin.

Menurut dia, pihaknya menemukan ada sekitar 40 lokasi sentra kuliner di Kota Surabaya yang sepi pengunjung.

Sepinya lokasi sentra kuliner yang menampung para pedagang kaki lima (PKL) ini, lanjut dia, tidak lain karena kurangnya perhitungan proses penataan PKL dalam menarik minat pembeli, seperti halnya dalam penempatan lokasi pembangunan gedung.

Ia mencontohkan sentra kuliner kawasan religi Sunan Ampel yang nampak amburadul dan hampir tidak ada sarana penunjang untuk kebutuhan pedagang, seperti tempat bak sampah, wastafel dan juga toilet.

"Kondisi ini memicu sepinya minat pengunjung untuk membeli makanan dan minumam," katanya.

Sementara itu, perwakilan Paguyuban Pedagang Sentra Kuliner Sunan Ampel Nasir mengatakan sejak berdiri 2013, kondisi Sentra Kuliner Sunan Ampel yang diketahui terpanjang di antara sentra kuliner milik pemkot lainnya tidak pernah ramai.

"Ada sekitar 140 pedagang di sentra kuliner ini, namun kebanyakan kebanyakan merugi," katanya.

Menurut dia, sejak dibangun, sentra kuliner ini hampir tidak ada sentuhan Pemkot Surabaya untuk turut membantu mengembangkan dan mengelola sentra kuliner ini.

"Kami berharap ada upaya dari pemkot agar sentra kuliner ini menjadi ramai dan kami tidak merugi," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018