Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan tablet untuk mahasiswa barunya guna menunjang pembelajaran berbasis elekronik yang disebut "e-sorogan".
Tablet secara simbolis diberikan Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie kepada 10 calon mahasiswa baru Unusa yang telah mendaftar di fakultas-fakultas yang ada di kampus itu, Jumat.
"Mahasiswa baru akan menerima tablet sebagai media untuk pembelajaran di Unusa yang diberi nama e-sorogan. Sebuah pemblejaran berbasis `e-learning`," kata Jazidie.
Jazidie menjelaskan, Sorogan adalah sebuah tradisi belajar yang berlangsung selama ini di pesantren yang bersifat partisipatif, yang bersifat pro aktif dari mahasiswa untuk menyampaikan laporan kemajuan belajarnya kepada kiai.
Model pembelajaran itu diadopsi di dunia modern dengan memanfaatkan teknologi modern. Sebab motto Unusa adalah "Tradition Meet Technology". "Tradition" adalah tradisi yang ada di pesantren untuk diadopsi dan diiterapkan di Unusa dengan memanfaatkan teknlogi.
"Dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal untuk pemblejaran di lingkungan Unusa yang lebih mengedepankan keakrtifan. Lebih kepada metode belajar siswa aktif kalau di pendidikan dasar dan menegah. Ini lebih aktif lagi," ujarnya.
Jazidie mengatakan, di tingkat pendidikan tinggi dari dulu dituntut untuk lebih keaktifan dari mahasiswa. Dengan e-sorogan dipacu lebih aktif lagi. Begitu juga dengan para dosen untuk lebih aktif, untuk siap selalu dimintai konsultasi oleh mahasiswa.
Sorogan sendiri adalah santri kalau di pesantren itu aktif belajar kitab kuning tertentu. Pada saat berkala dan periodik menyetorkan atau menyodorkan hasil belajarnya. Dari situ, secara simbolis atau subtantif bisa tahu model pembelajarannya.
"Ini menuntut keaktifan mahasiswa. Subyek itu diterapkan di kampus. Penugasan-penugasan yang diberikan oleh dosen, mahasiswa bisa aktif, di samping yang ada di kelas-kelas, ada tuntutan untuk belajar mandiri dan aktif," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Tablet secara simbolis diberikan Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie kepada 10 calon mahasiswa baru Unusa yang telah mendaftar di fakultas-fakultas yang ada di kampus itu, Jumat.
"Mahasiswa baru akan menerima tablet sebagai media untuk pembelajaran di Unusa yang diberi nama e-sorogan. Sebuah pemblejaran berbasis `e-learning`," kata Jazidie.
Jazidie menjelaskan, Sorogan adalah sebuah tradisi belajar yang berlangsung selama ini di pesantren yang bersifat partisipatif, yang bersifat pro aktif dari mahasiswa untuk menyampaikan laporan kemajuan belajarnya kepada kiai.
Model pembelajaran itu diadopsi di dunia modern dengan memanfaatkan teknologi modern. Sebab motto Unusa adalah "Tradition Meet Technology". "Tradition" adalah tradisi yang ada di pesantren untuk diadopsi dan diiterapkan di Unusa dengan memanfaatkan teknlogi.
"Dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal untuk pemblejaran di lingkungan Unusa yang lebih mengedepankan keakrtifan. Lebih kepada metode belajar siswa aktif kalau di pendidikan dasar dan menegah. Ini lebih aktif lagi," ujarnya.
Jazidie mengatakan, di tingkat pendidikan tinggi dari dulu dituntut untuk lebih keaktifan dari mahasiswa. Dengan e-sorogan dipacu lebih aktif lagi. Begitu juga dengan para dosen untuk lebih aktif, untuk siap selalu dimintai konsultasi oleh mahasiswa.
Sorogan sendiri adalah santri kalau di pesantren itu aktif belajar kitab kuning tertentu. Pada saat berkala dan periodik menyetorkan atau menyodorkan hasil belajarnya. Dari situ, secara simbolis atau subtantif bisa tahu model pembelajarannya.
"Ini menuntut keaktifan mahasiswa. Subyek itu diterapkan di kampus. Penugasan-penugasan yang diberikan oleh dosen, mahasiswa bisa aktif, di samping yang ada di kelas-kelas, ada tuntutan untuk belajar mandiri dan aktif," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018