Probolinggo (Antaranews Jatim) - Sejumlah petambak ikan bandeng di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mempercepat panen ikan atau panen dini agar tambak tersebut bisa dijadikan lahan kristalisasi garam.
"Saat musim hujan, produksi garam tidak bisa dilakukan secara konvensional sehingga kami menggunakan lahan tersebut untuk budi daya ikan bandeng," kata salah seorang petambak ikan bandeng Nasution di Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat.
Petambak ikan tersebut menebar benih bandeng pada awal Januari 2018 dan masa budi daya bandeng berkisar 3,5 bulan sampai 4 bulan, sehingga minimal bandengnya dipanen pada pertengahan April atau awal Juni 2018.
"Saya memanen lebih dini ikan bandeng pada awal April 2018, agar bisa segera memproduksi garam lebih cepat karena cuaca cukup bagus dan menjelang musim kemarau," tuturnya.
Ia mengatakan panen dini ikan bandeng tersebut berpengaruh pada bobot ikan dan tergolong lebih kecil dibandingkan bandeng ukuran normal karena tahun-tahun sebelumnya, setiap kilogram berisi 5-6 ekor bandeng.
"Sekarang setiap kilogram bisa berisi 9-10 ekor dengan harga jual bandeng Rp12 ribu per kilogram. Saya panen 300 kilogram dari lahan tambak seluas 0,5 hektar," katanya.
Menurutnya panen dini ikan bandeng tersebut dilakukan untuk mengejar stabilnya harga garam di Kabupaten Probolinggo dan setelah seluruh ikan bandengnya dipanen, maka lahan itu akan dikeringkan untuk dijadikan meja kristalisasi garam.
"Kami mulai dari pembuatan pematang lahan, kemudian juga pemerataan meja kristalisasi yang semuanya itu dikeringkan. Pematang untuk akses petambak, sedangkan meja kristalisasi nantinya dipasang geo isolator," ujarnya.
Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo Buhar mengatakan rata-rata petambak garam yang budi dayanya masih konvensional pada musim hujan membudidayakan bandeng.
"Lahan garam saya juga digunakan untuk budi daya bandeng dan selesai panen akhir Maret 2018 dan kini dalam persiapan budi daya garam karena cuaca juga lebih sering panas dan sepertinya sudah mulai memasuki musim kemarau," katanya.
Ia menjelaskan harga garam saat ini masih tergolong tinggi yakni sekitar Rp2.500 per kilogram dengan produksi garam berkisar 6-8 ton setiap hektare dan dalam perhitungan bisnis, budi daya garam masih jauh lebih menguntungkan dibandingkan ikan bandeng.
"Banyak petani garam yang mulai melakukan pengolahan lahan kristalisasi garam pada awal April ini karena harga jualnnya masih tinggi dan cuaca mendukung sehingga waktu puncak musim kemarau dipastikan produksinya bisa maksimal," ucap petani garam asal Desa Pajurangan, Kecamatan Gending itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Saat musim hujan, produksi garam tidak bisa dilakukan secara konvensional sehingga kami menggunakan lahan tersebut untuk budi daya ikan bandeng," kata salah seorang petambak ikan bandeng Nasution di Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat.
Petambak ikan tersebut menebar benih bandeng pada awal Januari 2018 dan masa budi daya bandeng berkisar 3,5 bulan sampai 4 bulan, sehingga minimal bandengnya dipanen pada pertengahan April atau awal Juni 2018.
"Saya memanen lebih dini ikan bandeng pada awal April 2018, agar bisa segera memproduksi garam lebih cepat karena cuaca cukup bagus dan menjelang musim kemarau," tuturnya.
Ia mengatakan panen dini ikan bandeng tersebut berpengaruh pada bobot ikan dan tergolong lebih kecil dibandingkan bandeng ukuran normal karena tahun-tahun sebelumnya, setiap kilogram berisi 5-6 ekor bandeng.
"Sekarang setiap kilogram bisa berisi 9-10 ekor dengan harga jual bandeng Rp12 ribu per kilogram. Saya panen 300 kilogram dari lahan tambak seluas 0,5 hektar," katanya.
Menurutnya panen dini ikan bandeng tersebut dilakukan untuk mengejar stabilnya harga garam di Kabupaten Probolinggo dan setelah seluruh ikan bandengnya dipanen, maka lahan itu akan dikeringkan untuk dijadikan meja kristalisasi garam.
"Kami mulai dari pembuatan pematang lahan, kemudian juga pemerataan meja kristalisasi yang semuanya itu dikeringkan. Pematang untuk akses petambak, sedangkan meja kristalisasi nantinya dipasang geo isolator," ujarnya.
Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo Buhar mengatakan rata-rata petambak garam yang budi dayanya masih konvensional pada musim hujan membudidayakan bandeng.
"Lahan garam saya juga digunakan untuk budi daya bandeng dan selesai panen akhir Maret 2018 dan kini dalam persiapan budi daya garam karena cuaca juga lebih sering panas dan sepertinya sudah mulai memasuki musim kemarau," katanya.
Ia menjelaskan harga garam saat ini masih tergolong tinggi yakni sekitar Rp2.500 per kilogram dengan produksi garam berkisar 6-8 ton setiap hektare dan dalam perhitungan bisnis, budi daya garam masih jauh lebih menguntungkan dibandingkan ikan bandeng.
"Banyak petani garam yang mulai melakukan pengolahan lahan kristalisasi garam pada awal April ini karena harga jualnnya masih tinggi dan cuaca mendukung sehingga waktu puncak musim kemarau dipastikan produksinya bisa maksimal," ucap petani garam asal Desa Pajurangan, Kecamatan Gending itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018