Surabaya (Antaranews Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya akan memasang teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis atau automatic meter reading (AMR) untuk mengantisipasi pencurian air yang marak terjadi akhir-akhir ini.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada, Mujiaman Sukirno, di Surabaya, Rabu, mengatakan hasil pantauan 50 orang manager pelayanan dan operasional PDAM di dua kawasan industri SIER dan Margomulyo beberapa hari lalu, pihaknya menemukan banyak meter air yang rusak milik pelanggan industri atau premier.
"Tingginya kehilangan air di dua kawasan industri itu memang disebabkan meter pencatat pemakaian air PDAM yang rusak," katanya.
Menurut dia, di dua kawasan industri itu, PDAM kehilangan air produksi sekitar 53 persen dari total kebocoran air se-Surabaya yang mencapai 33 persen atau senilai Rp300 milliar pertahunnya.
Ia mengatakan kawasan industri SIER dan Margomulyo termasuk pelanggan golongan 4D. Selama beberapa tahun ini, lanjut dia, untuk para pelanggan golongan 4 D di kawasan SIER dan Margomulyo, membayar rekening air PDAM dengan tarif minimal tanpa diketahui seberapa besar penggunaan airnya perbulan.
Untuk mengantisipasinya, kata dia, pihaknya akan mengganti meter air yang rusak dengan AMR yang tersambung secara darung melalui internet agar bisa terdeteksi pemakaiannya.
"Selama ini tagihan rekening kelompok 4D hanya sebesar Rp16 milliar. Seharusnya rekening riil sebesar Rp36 milliar," katanya.
Mujiaman berharap untuk ke depannya pemakaian air pelanggan bisa terpantau secara daring melalui jaringan internet. Untuk pemakaian AMR itu, lanjut dia, pihaknya menunggu persetujuan Wali Kota Surabaya yang juga akan dibackup Kejaksaan Tinggi Jatim.
"Tapi kalau temuan sekarang langsung recovery dengan mengganti meter air yang rusak," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada, Mujiaman Sukirno, di Surabaya, Rabu, mengatakan hasil pantauan 50 orang manager pelayanan dan operasional PDAM di dua kawasan industri SIER dan Margomulyo beberapa hari lalu, pihaknya menemukan banyak meter air yang rusak milik pelanggan industri atau premier.
"Tingginya kehilangan air di dua kawasan industri itu memang disebabkan meter pencatat pemakaian air PDAM yang rusak," katanya.
Menurut dia, di dua kawasan industri itu, PDAM kehilangan air produksi sekitar 53 persen dari total kebocoran air se-Surabaya yang mencapai 33 persen atau senilai Rp300 milliar pertahunnya.
Ia mengatakan kawasan industri SIER dan Margomulyo termasuk pelanggan golongan 4D. Selama beberapa tahun ini, lanjut dia, untuk para pelanggan golongan 4 D di kawasan SIER dan Margomulyo, membayar rekening air PDAM dengan tarif minimal tanpa diketahui seberapa besar penggunaan airnya perbulan.
Untuk mengantisipasinya, kata dia, pihaknya akan mengganti meter air yang rusak dengan AMR yang tersambung secara darung melalui internet agar bisa terdeteksi pemakaiannya.
"Selama ini tagihan rekening kelompok 4D hanya sebesar Rp16 milliar. Seharusnya rekening riil sebesar Rp36 milliar," katanya.
Mujiaman berharap untuk ke depannya pemakaian air pelanggan bisa terpantau secara daring melalui jaringan internet. Untuk pemakaian AMR itu, lanjut dia, pihaknya menunggu persetujuan Wali Kota Surabaya yang juga akan dibackup Kejaksaan Tinggi Jatim.
"Tapi kalau temuan sekarang langsung recovery dengan mengganti meter air yang rusak," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018